Follow Us @agnes_bemoe

Thursday 28 January 2021

"JAM DAPUR" DI MATA UDO INDRA

Sebelas tahunan yang lalu saya kenal Udo Indra lewat komunitas menulis di milis, namanya "Yuk Nulis". 


Udo Indra


Udo (begitu saya biasa memanggilnya) ternyata piawai banget dalam hal mengulik puisi. Kalau sudah membahas satu puisi, wuihh... rasanya kita diajak berkelana ke alam mana gitu, tempat kita bisa menikmati dan mengekplorasi setiap sudutnya. 


Pembahasan Udo tentang puisi dituangkannya dalam rangkaian tulisan yang dinamakan "Puisi Tengah Malam". Tagline-nya adalah "Semoga Awet." Dan yang tak terlupakan, tulisannya selalu diakhiri dengan "Krikk... Krikkk", seperti suara derik radio. 


Selain mengulik puisi, Udo juga piawai membedah buku, terutama puisi dan prosa. Membaca review Udo atas suatu buku membantu kita mengenali sudut-sudut buku yang (mungkin) belum terjangkau oleh penglihatan kita. Ulasan Udo itu dikumpulkan dalam sebuah page yang dinamakan "Afriza Review".


Nah, nah, sebelas tahun berlalu. Saya sudah tak terlalu banyak menulis puisi. Namun, persahabatan dengan Udo masih berlangsung. 


Beberapa waktu yang lalu saya kan membuat terjemahan sebuah cerpen karya sastrawan Jerman, Wolfgang Borchert. Terjemahan cerpen itu bisa dibaca di siniTak nyana, Udo membacanya dan berkenan menguliknya! Waw! Senangnya saya!



Udo mengunggah ulikannya di podcastnya. Hasilnya bisa didengarkan di sini. Jangan lupa di-love ya. Boleh di-share juga. 


"Terima kasih, Udo, sudah berkenan membaca dan mengulasnya. Sangat berarti buat saya. Semoga awet, dan... Krikk... Kriikkk!" - Agnie (--> ini panggilan Udo buat saya... hahaha...)


***


Pebatuan, 29 Januari 2021

@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment