Buku #20
Judul : Kisah Hidup A.J. Fikry
Judul Asli : The Storied Life of
A.J. Fikry
Penulis : Gabrielle Zevin
Jenis Buku : Novel
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan Pertama
2017
Jumlah Halaman : 280 halaman
Edisi Terjemahan
New York Times Bestseller
Padahal, seperti saya sebutkan
sebelumnya, isinya ternyata menyentuh dengan kehangatan ceritanya. Untuk saya
pribadi, covernya memberikan berbagai interpretasi, yang dalam konteks ini
sayangnya kurang membantu pembaca mengenali isi ceritanya. Seandainya cover
berupa pelabuhan kecil berkabut, bernuansa biru, lalu di kejauhan ada sebuah
toko buku kecil dengan lampu terang, mungkin saya tidak punya keraguan untuk
membacanya.
Baiklah, akhirnya, karena sedang
kehabisan bahan bacaan, saya pun memberanikan diri membuka buku ini. Dan lalu
saya menyesal, kenapa tak dari dulu-dulu saya baca novel ini… hahaha….
Seperti judulnya, novel ini
bercerita tentang naik turunnya kehidupan A. J. Fikry, seorang pemilik toko
buku di sebuah pulau kecil bernama Pulau Alice. Diawali dengan hidup amburadul A.
J. sepeninggal istrinya dan pertemuannya dengan Amelia, seorang marketer buku
dari kota. Pertemuan yang jauh dari sempurna karena Mr. Fikry menerima tamunya
itu dengan ketus dan sinis. Sampai di sini saya menduga bahwa isi selanjutnya
adalah dinamika hubungan antara Amelia dan A. J. Tidak sepenuhnya salah tapi
tidak sepenuhnya benar juga. Novel ini ternyata bercerita tentang dinamika
hubungan A. J. dengan seorang bayi mungil yang cantik dan super cerdas yang
ditemukan oleh A. J. suatu pagi di tokonya. Hubungan keduanya ini ternyata
menuntun A. J. pada banyak hal tak terduga dalam hidupnya.
Saya suka bahwa kisah hidup itu
diceritakan dengan elegan, tanpa dramatisasi yang menyebalkan. Kisah hidup A.
J. sebenarnya “biasa” sekali. Yang membuat saya bertahan membaca adalah cara
penceritaannya yang sederhana dan bersih. Cerita berjalan halus dan lancar
sejak dari halaman pertama, membuat saya merasa ikut dalam peristiwa yang
diceritakan.
Tentu saja kisah hidup A. J. bukan
benar-benar “biasa”. Bukan datar dan membosankan, maksud saya. Berbagai kejutan muncul di sepanjang cerita. Kejutan
yang membuat kita semakin menyadari: inilah hidup. Saya tak tahu apakah cara
penceritaan yang polos dan penuh penguasaan diri penulisnya inilah yang membuat
novel ini menjadi best seller. Yang jelas, gelar itu sangat layak disandang
oleh novel ini.
Kelemahannya hanya satu, menurut
saya. Covernya. Saya bukan ahli desain grafis. Yang saya kemukakan ini kesan
saya sebagai pembaca. Covernya bagi saya memberi kesan depressing, yang
ternyata sangat jauh dari isi ceritanya sendiri. Namun demikian, bisa jadi hanya
saya yang berpendapat seperti itu :D
Akhir kata, label di cover novel
ini sudah menunjukkan jelas-jelas, ini buku best seller. Saya tidak menambahkan
atau mengurangkan. Hanya saja, saya mau tekankan, untuk novel ini label sesuai
dengan isinya. Kalau Anda kebetulan suka tema-tema human interest, ada
kemungkinan Anda akan suka dengan novel ini.
***
Pebatuan, Desember 2020
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment