Follow Us @agnes_bemoe

Sunday 31 March 2019

Most Inspiring Fellow Author [MIFA]: Yovita Siswati: Dari Tangerang untuk Anak Indonesia

March 31, 2019 2 Comments
Yovita Siswati



Tulisan seharusnya tayang di bulan Juni 2018 lalu, bersamaan dengan tulisan tentang “Most Inspiring Fellow Author” lainnya yang tayang di sekitar bulan itu. Namun, apa daya, pas mau tayang, laptop bermasalah, sampai berbulan-bulan, sampai akhirnya “wafat”. Lalu, setelah ada laptop baru, giliran website-nya yang “pingsan”. Hadiiih!

Jadi, sambil menghaturkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya pada Yovita Siswati, saya coba naikkan tulisan ini sekarang :D Btw, ini adalah hasil wawancara saya dengan penulis anak, Yovita Siswati. Saya pribadi jatuh hati sejatuh-jatuhnya pada novel misteri karya Yovita Siswati. Kalau teman-teman belum baca, saya sarankan harus membacanya. Cerita-ceritanya tidak hanya seru, tapi juga bernas dan bikin ketagihan!
 
Seri Misteri karya Yovita Siswati, terbitan Penerbit Kiddo

Yovita Rini Siswati adalah penulis kelahiran Tangerang. Sudah menerbitkan sekitar 44 buku, penulis yang juga tinggal di Tangerang Selatan ini pernah masuk dalam Honor List IBBY di tahun 2016 lalu. Yuk, kita simak apa dan bagaiman penulis misteri yang satu ini!


Siapa penulis yang memberi pengaruh pada karya Mbak Yovita?
Hm... penulis yang menginspirasi banyak. Tetapi dalam kapasitas sebagai penulis novel misteri maka jawaban saya ya, seperti di bawah ini :

Seperti anak-anak lain dari jaman saya yang suka membaca, saya tumbuh besar bersama cerita-cerita karangan Enyd Blyton. Sedikit banyak karya-karya Enyd Blyton seperti Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu, Sapta Siaga, Empat Serangkai mempengaruhi selera saya dalam bercerita. Saat tumbuh dewasa, buku-buku Enyd Blyton berganti dengan buku-buku Agatha Christie.

Lalu saat saya sudah jadi emak-emak dan membaca bersama anak saya, Si Kakak, saya suka sekali serial karangan Tony Abbot, The Copernicus Legacy. Ploting dalam novel Abbot, menurut saya sangat menarik. Kalau dari dalam negeri, penulis yang saya jadikan referensi adalah Kak Ary Nilandari. Novelnya yang berjudul “Gua Seribu Mata” dan “Lorong Seratus Hari”, banyak menginspirasi saya saat awal-awal saya mulai menulis novel misteri.



Sebutkan 3 trik/tips Mbak Yovita meng-crafting cerita misteri.

Saya sih tidak merasa punya trik khusus… hehe….
Tapi inilah yang banyak saya lakukan selama proses menulis :
1.      Banyak membaca buku referensi. Untuk menulis satu buku saja, bisa jadi puluhan buku, journal, referensi, artikel yang harus dibaca. Apalagi karena tema yang saya angkat biasanya berhubungan dengan sejarah. Semakin banyak yang kita tahu, semakin banyak variasi ide cerita, plot atau karakter yang bisa kita pikirkan.

2.      Bereksperimen dengan plot. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa dalam menulis satu buku saya bisa membuat hingga lebih dari 7 plot dengan ending berbeda-beda. Bebaskan saja ide, tidak usah dibendung, nanti kalau sudah dapat banyak plot tinggal dipilih yang mana yang paling sesuai, paling masuk akal, yang tidak ada lubangnya dan yang paling seru.

3.      Sabar dan hati-hati. Kalau merasa ada yang kurang pas lebih baik dipikir-pikir dulu. Kalau ada karakter yang sepertinya doesn’t belong to the story, ya dibuang saja. Kalau ceritanya sepertinya jelek, ya ditinggal dulu saja naskahnya, senang-senang dulu baru nanti dikerjakan lagi. Menulis itu bukan proses instan. Hormati juga pendapat para editor, karena mereka punya ‘mata segar’ dalam menilai tulisanmu.


Ceritakan sedikit tentang dinamikanya menulis seri cerita misteri.
Naik turun mood itu yang paling sering terjadi, hahaha. Atau ada kalanya antara mood dan ide tidak pernah bertemu di waktu yang sama. Kalanya ada Mood, idenya ngabur. Saat Ide datang, moodnya lagi hilang. Paling kesal juga jika ada satu bagian latar belakang sejarah yang tidak bisa saya temukan referensinya di manapun,seperti  ada bagian dari jigsaw puzzle yang hilang dan makanya puzzlenya tidak bisa selesai.

Biasanya kalau ini terjadi saya terpaksa membuang dan mengganti beberapa bagian cerita, sedihnya kalau bagian cerita yang terbuang itu adalah yang menurut saya paling menarik. Saya jadi sering memarahi diri sendiri kenapa tidak berhasil mendapatkan bahan rujukan.

Bagaimana ritual menulis Mba Yovita?
Proses saya menulis selalu sistematis. Walaupun ide bisa tak jinak dan tiada terbatas. Pemikiran runut dan teratur, menurut saya, sangat diperlukan untuk membuat sebuah cerita misteri. Proses saya menulis novel sudah pernah saya share di blog saya :
Begini Caray Saya Meyusun Sebuah Novel.

Pada prinsipnya ada 4 langkah yang saya lakukan :
- Membuat karakter
- Menentukan seting (bisa dibolak-balik dengan no.1)
- Menyusun schedule dan
- Membuat plot
Mind mapping ploting bisa juga dicontek dari blog saya.

Popo dan Nino, bersebelahan di Bologna Book Fair 2017

Dari mana biasanya menggali ide?
Dari mana saja. Ide bisa datang saat berkunjung ke suatu tempat, saat membaca sebuah buku yang membahas tentang suatu budaya / sejarah / keunikan suatu tempat, saat tak sengaja melihat headline menarik berita surat kabar , atau saat berdiskusi dengan teman. Paling banyak memang ide datang saat saya sedang membaca buku.

Bagaimana prospek novel anak Indonesia di pasar Asia Tenggara?
Kalau dilihat dari kondisi saat ini, buku cerita anak karya penulis Indonesia yang lebih diminati oleh penerbit luar negeri adalah yang berjenis buku cerita bergambar (picture book). Namun ini bukan alasan untuk berkecil hati apalagi berhenti membuat novel anak karena kalau dilihat dari sisi penjualan Seri Misteri Favorit dari Penerbit Kiddo – KPG cukup baik dan bahkan dicetak ulang hampir seluruh judulnya.

Pernah satu frame dengan Yovita Siswati lho! Di acara Seminar Sastra Anak, 2018 lalu. 


Pertanyaan khayalan: siapa penulis buku cerita anak (hidup atau sudah meninggal) yang paling ingin Mbak Yovita temui.
Saya ingin bertemu Julia Donaldson, pengarang The Gruffalo. Memang bukan penulis novel, melainkan pic book. Tetapi the Gruffalo-lah yang membuat saya termotivasi untuk menjadi penulis buku anak saat saya mulai menulis 7 tahun yang lalu. 

Buku terbaru Yovita Siswati adalah “Seri Binatang Pejuang” terbitan Tiga Ananda. Melihat cover-covernya, kelihatannya seru nih. Saya mau cari di tokbuk ah…!



Oke deh, begitu tentang Yovita Siswati. Semoga teman-teman yang baca tulisan ini mendapat banyak manfaat, sama seperti yang saya rasakan. Saya sepertinya banyak dapat ilmu nih :D

Btw, kalau teman-teman baca tulisan ini sampai tuntas, maka teman-teman akan sampai pada bagian yang (mudah-mudahan) seru: saya mau bagi-bagi buku "KOPRAL JONO 2: SIAPA MENCURI LUKISAN SULTAN?" untuk 2 orang pembaca yang beruntung. Tuliskan di kolom komen buku hasil karya Yovita Siswati yang jadi favorit teman-teman. Bila yang menjawab lebih daripada 2, bukunya akan diundi ya. Yuuk, saya tunggu sampai tanggal 8 April 2019 ini.



Sampai berjumpa di tulisan tentang penulis yang lain ya!

Tulisan saya yang lain tentang Yovita Siswati:
1. Resensi atas buku "Misteri Gurindam Makam Kuno", bisa dibaca di sini.
2. Belajar Membangun Karakter Tokoh Lewat Novel Misteri Karya Yovita Siswati, bisa dibaca di sini.

***

Pebatuan, 1 Aprl 2019
@agnes_bemoe

Wednesday 27 March 2019

Mas Saiful Basor - Illustrator Seri KOPRAL JONO

March 27, 2019 0 Comments

Teman-teman perhatikan cover KOPRAL JONO 1. Di situ kan ada seperti semburat putih yang seolah-olah menggambarkan angin kencang gitu ya.


Suwer, ini salah satu bagian favorit saya akan ilustrasi Mas Saiful Basor. Ilustrasi-ilustrasi yang lain juga bikin 'meleleh'; gambarnya hidup dan seolah bercerita. Ga percaya? Lihat sendiri di buku serial KOPRAL JONO
Tak hanya karyanya oke, Mas Saiful Basor juga pribadi yang menyenangkan. Sangat enak bekerja sama dengannya di serial KOPRAL JONO ini. Oh iya, saya paham bahwa karya seni (termasuk ilustrasi) tidak bisa digesa, tapi, yang saya alami adalah ilustrasi-ilustrasi ini dikerjakan dalam waktu yang cepat. Saya sampai kaget sendiri... hahaha...

Satu lagi yang menurut saya menyenangkan adalah Mas Saiful Basor mau meluangkan waktu untuk riset (tentang setting, dll). Ilustrasi Bandara Pinang Kampai Dumai di cover KOPRAL JONO 2 itu sepentuhnya hasil searching Mas Saiful lho.


Terima kasih, Mas Saiful, buat kerja samanya dan hasilnya yang menyenangkan
Teman-teman penulis yang sedang mencari ilustrator, saya rekomendasikan Mas Saiful deh!

Teman-teman yang lain, jangan lupa beli dan baca buku KOPRAL JONO dan SIAPA MENCURI LUKISAN SULTAN? ya

***

Pebatuan, 28 Maret 2019

@agnes_bemoe

Monday 25 March 2019

BEHIND THE SCENE [BTS]: Di Balik Layar Penulisan KOPRAL JONO 2: Sempat Terseok-seok

March 25, 2019 0 Comments


Tahun 2016 KOPRAL JONO terbit. 
Suwer, biarpun sering bermimpi dan berkhayal, tidak pernah terpikir oleh saya novel anak bertema petualangan ini akan dibuat serinya. Pertengahan tahun 2018 saya dikabari oleh Gramedia Pustaka Utama tentang rencana membuat KOPRAL JONO ini menjadi serial. Wow! Tentu saja saya seneng banget! Yippie! Yiihaa!
KOPRAL JONO 1, terbit 2016

Setelah puas joget indiaan, barulah saya sadar, ini artinya saya harus mulai merancang sebuah cerita. Ceritanya mesti nyambung dengan KOPRAL JONO 1. Di sinilah baru terasa seseknya… hehehe…. Bukannya saya tidak suka menulis cerita tapi, sejak 2014-an, sejak sakit, saya merasa kesulitan menulis (akan saya buat tulisan tersendiri tentang ini ya). Pendeknya, saya waktu itu seperti mobil yang mogok tapi harus jalan. Jadinya bueraaat dan terseok-seok banget.
Lama baru saya dapat ide. Ide pun berganti-ganti karena rasanya kurang mantap. Lalu, begitu dapat satu ide yang dirasa mantap, eksekusinya macet. Biyuh! Hehehe…. Kalau Kopral Jono 1 selesai dalam waktu 10 hari (iya, sepuluh hari), maka Kopral Jono 2 bahkan tak jelas kapan dimulainya >,<  

MACET CET CET!
Karena selalu macet, saya lalu memutuskan untuk memberhentikan semua kegiatan menulis. Jujur, duduk di depan laptop pun saya cuma bisa bengong… hehehe…. Tak ada satu kata pun yang bisa saya ketikkan. Hasilnya, saya malah tambah frustrasi. Jadi, itulah, saya memutuskan untuk menghentikan sama sekali kegiatan menulis.
Gantinya, saya baca novel-novel detektif karya Yovita Siswati (Penerbit Kiddo). Saya sudah baca buku-buku itu ratusan kali. Namun, kali ini saya membaca khusus untuk memancing semangat menulis saya (dan, psstt… mencuri ilmu menulis novel detektif… hehehe…)
Membaca novel-novel Yovita terbukti ampuh.
Saya mulai orek-orek plot-nya. P.S. saya bukan tipe penulis yang merancang plot. Biasanya, cerita mengalir begitu saja dari kepala saya lalu saya ubah di sana-sini. Nah, karena sedang sangat macet dengan ide dan eksekusi, saya berusaha membantu diri saya sendiri dengan membuat plotting dan merancang karakternya.

JAUH PANGGANG PLOT DARI API EKSEKUSINYA
Untuk karakter dan ide cerita, saya terinspirasi dari seorang teman dan anaknya, yang ndilalah anaknya ini bernama “Surya”, nama yang sama dengan tokoh utama di KOPRAL JONO. Saya pikir, asyik juga nih, kalau “Surya” ketemu “Surya”. Saya pun menyusun plotnya, termasuk detil karakter protagonist-antagonis, dll. Mantep deh rasanya.
Namun, namanya juga sedang “labil”, sewaktu mengetikkan cerita, tangan saya tiba-tiba saja enggan patuh pada plot yang sudah saya susun. Tidak hanya enggan patuh, tangan ini malah mengetikkan cerita yang 180 derajat berkebalikan dari rencana! Yang tadinya dirancang jadi pahlawan malah jadi penjahat, dan sebaliknya. Ampun deh!
Mau diganti, kok sayang… hehehe…. Jadilah saya lanjutnya dengan ide cerita yang mendadak muncul selagi mengetik itu. Itulah yang kemudian menjadi KOPRAL JONO 2: Siapa Mencuri Lukisan Sultan?


Oh iya, Kopral Jono 2 ini bercerita tentang hilangnya lukisan Sultan Syarif Qasim II, Sultan terakhir kerajaan Siak Seri Indrapura. Lukisan itu ditengarai dicuri waktu ada peristiwa kebakaran di Istana Siak. Surya terseret dalam peristiwa pencarian lukisan yang hilang ini gara-gara seorang anak bule yang namanya sama dengannya, Surya juga. Surya bule ini mencari lukisan Sultan Syarif Qasim II demi membebaskan ibunya yang disandera oleh penjahat.
Begitu deh kira-kira ceritanya.

DITERIMA, DIILUSTRASIKAN, DAN TERBIT!
Jujur lagi, sampai ketika hendak mengirimkannya, saya sendiri masih ragu dengan cerita saya itu. Rasanya kok ga mantep, gitu. Tapi, kan tidak mungkin saya tunda-tunda lagi. Saya sudah minta dua orang teman untuk proof reading. Kata mereka sih, bagus kok, seru, biarpun mereka memberi usulan perbaikan di sana-sini.
Dengan hati kebat-kebit, saya kirim naskah ini. Suwer, inilah naskah terberat yang saya kerjakan dan kirim… hiks! Puji Tuhan, naskah ini diterima!
Langkah berikutnya, mencari illustrator. Saya “jatuh hati” pada Mas Saiful Basor yang karyanya menurut saya “bercerita” banget. Proses illustrasi oleh Mas Saiful Basor juga berjalan cepat. Wah, bikin seneng dan semangat deh!
Dan akhirnya, setelah diilustrasikan, Maret 2019 naskah ini t e r b i t! Yay!


Terima kasih Gramedia Pustaka Utama. Terima kasih atas kesabarannya… hehehe…. Terima kasih, Menik Krismariana Widyaningsih   dan Ibu Ch. Mulyani A. Kurniaty yang sudah bersedia menjadi proof reader. Terima kasih pembaca semua. Jangan lupa jemput Kopral Jono 2: Siapa Mencuri Lukisan Sultan? di Gramedia ya. Mulai tersedia akhir Maret ini. Dan, saya akan sangat berterima kasih kalau teman-teman pembaca bersedia memberikan kritiknya :) Oh iya, satu lagi, tolong doakan saya sukses menuliskan KOPRAL JONO 3 ya… hihihi….

***

Pebatuan, 25 Maret 2019
@agnes_bemoe

Monday 18 March 2019

BTS [Behind The Scene]: KOPRAL JONO CETAK ULANG!

March 18, 2019 0 Comments
KOPRAL JONO versi cetak ulang. 

Buku bisa terbit saja sudah sueneng sih, kalau menurut saya. Makanya, waktu saya dihubungi oleh GPU untuk cetak ulang novel anak "KOPRAL JONO", saya seperti mau koprol bolak-balik rasanya :D

Ibarat tumbuh kembang seorang anak, KOPRAL JONO ini perkembangannya "timit-timit" tapi ngagetin. Kembali sebentar ke akhir tahun 2016, saya dikontak oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU), menawarkan untuk membuat sebuah novel anak bertema petualangan. Secara khusus GPU menginginkan novel anak yang tidak terlalu panjang. Nah, ini kebetulan banget karena saya punya sebuah draft naskah novel anak yang tidak saya kirim ke penerbit karena merasa terlalu pendek. Saya diamkan saja naskah itu sambil menunggu inspirasi untuk menambahi materi. Jadi, ketika ada tawaran dari GPU, saya coba ajukan naskah itu. Syukurlah, diterima. Itulah naskah KOPRAL JONO itu.

Waktu itu GPU sudah mengatakan bahwa naskah itu akan diterbitkan dalam bentuk e-book. Saya sih ga masalah. Format apapun, kan tujuannya untuk dibaca juga. Biarpun begitu... hehehe... tentu saja saya berharap bisa juga diterbitkan secara konvensional.

Harapan saya terkabul. Sekitar tahun 2017 KOPRAL JONO diterbitkan secara konvensional biarpun penjualannya masih COD. Wah, seneng banget saya! Memegang dan membaca novel KOPRAL JONO itu terasa gimanaaa gitu :D

Lalu, sekitar 2018, saya mendapat kabar lagi dari GPU, kabar yang menyenangkan! KOPRAL JONO mau dibuatkan serinya dan untuk judul pertama mau dicetak ulang dengan kaver baru! Yeaaay! Serasa melayang di udara deh! Lebih excited lagi waktu lihat kaver dan ilustrasi baru KOPRAL JONO yang dibuat oleh Mas Saiful Basor. Wow! Keren deh. Suwer!

Terima kasih, Tuhan Yang Mahakasih. Terima kasih, teman-teman pembaca KOPRAL JONO. Terima kasih, GPU.

Yang belum baca KOPRAL JONO, nanti mulai tanggal 25 Maret 2019 novel ini sudah tayang di TB Gramedia ya. Jangan lupa beli... hehehe... :D

KORAL JONO cetakan pertama


KOPRAL JONO sendiri bercerita tentang pertemuan tak terduga antara seekor pitbull liar dengan seorang anak difabel. Pertemuan itu ternyata membawa mereka pada petualangan seru memburu komplotan penyelundup orangutan. Sinopsisnya ada di sini ya.


Untuk proses kreatifnya, sudah pernah saya ceritakan di sini dan juga di sini.

Oke deh, semoga KOPRAL JONO versi cetul ini semakin digemari oleh teman-teman pembaca kecil di mana saja berada. Kalau sudah baca, kirimin saya kritiknya ya. Do appreciate that. Terima kasih :)

***

Pebatuan, 18 Maret 2019
@agnes_bemoe

Baca juga: Apa Hubungannya Lagu dengan Novel?

Wednesday 13 March 2019

WEBSITE SUDAH PULIH LAGI

March 13, 2019 0 Comments

Sejak Desember 2018 website saya ini collaps. Stress juga saya karena tidak tahu harus berbuat apa selain bergantung kepada yang membantu saya membuatkan website ini.

Syukurlah, sejak Februari 2019 kemarin website ini sudah pulih kembali. Mudah-mudahan selanjutnya tidak ada masalah. Saya sedang sangat membutuhkan website ini soalnya.

Yang pertama hendak saya beritahukan adalah tanggal 25 bulan Maret ini akan ada dua buku saya yang terbit. Dua-duanya adalah dari Seri Kopral Jono. Buku pertama adalah "Kopral Jono". Ini merupakan cetak ulang setelah terbit pertama kalinya tahun 2016 kemarin. Yay! Yang kedua adalah "Siapa Mencuri Lukisan Sultan?"

Kedua buku ini bisa didapat di TB Gramedia. Jangan lupa beli ya :) Terima kasih.



***

Pebatuan, 12 Maret 2019
@agnes_bemoe