HELL BLESSED!
MEINE WELT
December 27, 2015
0 Comments
Tahun 2015 saya mulai dengan berat.
Secara fisik, masih belum pulih dari HNP. Karena kondisi itu,
saya tidak bisa menulis (dan tidak/belum bisa ke gereja, ke pasar, dll). Secara
psikis kondisi saya memburuk di triwulan pertama sampai saya perlu menemui
psikiater dan psikolog lagi.
Perubahan terjadi dengan amat sangat perlahan dan nyaris tidak terasa. Sungguh luar biasa ya, kita mengalami perubahan yang begitu kecil sehingga tidak terasa, tetapi begitu signifikan hasil akhirnya.
Pelan-pelan berat badan saya naik.
Dari 35 kg setelah sakit, menjadi 36, 37, 39, lalu 40. Lalu masih naik lagi
sampai sekarang berat badan saya di kisaran 47 – 48 kg! Saya butuh menambah
berat badan karena terbukti badan saya yang kurus waktu itu (40 kg, tinggi 161
cm) tidak membantu ketika sakit.
Pelan-pelan saya bisa memperluas
aktivitas fisik. Saya tahan duduk agak lama, bisa sampai 1 – 2 jam. Biasanya
saya masih merasa sedikit kemeng menjurus
ke cekot-cekot dan kesemutan kalau
duduk. Lama-lama, rasa kemeng itu
hilang.
Saya bisa kembali masak di dapur.
Biasanya saya tidak tahan berdiri untuk mengiris atau menggoreng. Sekarang saya
bisa melakukannya kembali. Yang belum bisa saya lakukan adalah menguleg.
Pinggang saya kembali nyeri kalau saya pakai untuk menguleg.
Terakhir, saya kembali bisa
jongkok! Hehehe… sepele ya? Buat saya ini hal besar. Sejak sakit, saya tidak
bisa jongkok. Sekitar sebulan lalu, saya membetulkan komputer dan harus
berjongkok. Ternyata saya bisa melakukannya dengan mulus, tanpa sakit. Saya
seperti penari ballet yang bisa melakukan pointe
untuk pertama kalinya. Yeay!
Hal-hal di atas adalah hal-hal
kecil yang saya dapatkan lagi secara perlahan di tahun 2015. Ada beberapa hal
yang belum bisa saya lakukan, seperti membawa sesuatu yang berat, memakai
sepatu berhak, atau mengucek/menguleg. Tapi, tidak mengapa. Saya yakin suatu
saat saya bisa melakukannya lagi.
Secara psikis, saya juga merasakan
perubahan. Lagi-lagi bukan perubahan a la sulapan yang terjadi dalam sekejap.
Saya merasakan perbedaan. Contohnya, dulu, kalau ditinggal sendirian di rumah,
saya sering cemas. Cemas kalau-kalau ada kecelakaan atau bahaya, atau apa saja
yang tidak mengenakkan. Yang saya lakukan adalah terus-terusan berbisik: “pintu
ada di sana. Kalau terjadi apa-apa, pintu ada di sana…” Saya butuh waktu amat
sangat lama untuk merasa tenang dan yakin bahwa tidak akan terjadi bahaya
apa-apa.
Hal lainnya, setiap pagi tetangga
selalu menghidupkan mesin cuci sekitar pukul 9. Entah mengapa, dengung mesin
cuci itu kedengaran sangat tidak nyaman di telinga saya. Saya merasa harus lari
dari dengung itu.
Nah, saya juga tidak sadar kapan
berhentinya gangguan-gangguan itu. Tahu-tahu saya saya tidak lagi merasa takut
atau terganggu. Suatu saat saya menyadari bahwa saya sedang sendirian di rumah.
Dan eh, tidak ada lagi tuh dorongan
untuk lari. Begitu juga dengan dengung mesin cuci tetangga. Saya tetap
mendengar suara dengung halus mesin itu, tapi kali ini saya biasa-biasa saja.
Puji Tuhan!
Tahun ini saya juga pelan-pelan
menulis lagi. Menulis naskah, bukan “hanya” menulis status di facebook atau tulisan di blog. Ada teman
menawari menulis naskah cerita anak. Saya jelaskan kondisi saya, bahwa saya
tidak bisa menulis panjang, tidak bisa menulis dengan target halaman serta deadline. Sangat tidak ideal untuk
penulis. Puji Tuhan, teman tersebut tidak memberikan target, tidak memberikan
deadline, dll. Oke deh, saya setuju kalau begitu. Maka, saya mulai menulis
lagi, dengan kemampuan menulis setengah jam sehari (dan belum tentu setiap hari
bisa menulis :D)
Ketika hendak menutup tahun 2015
ini kondisi kesehatan saya membaik, baik kesehatan fisik maupun psikis.
Kemampuan menulis pun meningkat, selain kemampuan-kemampuan fisik lain seperti
yang saya sebutkan di awal tulisan. Belum lagi saya mendapati kenyataan bahwa
saya didampingi oleh orang-orang yang luar biasa sabar, pengertian, dan selalu
berpikir positif. Pendampingan mereka membuat saya bertahan dan bangkit
kembali.
Oleh karenanya, tidak ada kata lain
yang bisa saya ucapkan selain TERIMA KASIH, TUHAN. Ada saatnya Engkau memberi
awan hitam penuh hujan dan badai. Namun, setelahnya ada langit biru yang segar
dan cerah.
Apakah tidak ada kekecewaan dan
kesedihan di tahun 2015 ini? Tentu saja ada. Memangnya saya malaikat yang problem-free. Hanya saja, saya belum
bisa menuliskannya tanpa menimbulkan rasa luka (dan mengacaukan kondisi emosi
saya). Mudah-mudahan kalau sudah bisa merelakannya, akan saya tuliskan.
Sekarang ini saya bersyukur untuk
semua yang terjadi pada saya. Bersyukur untuk orang-orang baik di sekeliling
saya. Tahun ini saya tutup dengan gembira dan dengan pemikiran “how blessed I
am”. And yes it is true, I am hell blessed!
***
Pembatuan, 28 Desember 2015
@agnes_bemoe
***
Pembatuan, 28 Desember 2015
@agnes_bemoe