Buku #13

Buku #13
First thing first, Selamat Paskah!
Buku anak bertema kristiani amat sangat sulit dijumpai di Indonesia. Hehehe… maklum. Mudah-mudahan suatu saat akan ada perubahan ke arah yang lebih baik ya. Akan ada keterwakilan bagi pembaca minoritas dalam agama. Amin.
Dalam kesulitan itu saya mencoba mencari buku-buku anak bertema
Paskah (dan Prapaskah). Ada kemungkinan saya kurang jauh mencarinya karena
dapatnya hanya sedikit sekali. Saya menemukan buku-buku ini. Terus terang, saya
belum membacanya jadi tak bisa memberikan rekomendasi. Namun, menilik
penerbitnya, saya sangat percaya ini buku yang baik. Saya percaya kredibilitas
penerbitnya. Oh ya, saya membatasi pencarian pada buku-buku cerita ya. Di luar
buku cerita ada banyak buku aktivitas bertema Paskah.
Buku-buku ini juga sudah beberapa
tahun yang lalu terbitnya. Saya kurang yakin apakah masih ada di pasaran.
Seperti saya katakan di atas, buku bertema kristiani memang tidak rame
(*crying). Jadi harap maklum kalau tidak ada buku yang terhitung baru.
Last but not least, di antara jumlah yang amat sangat minim itu ada buku saya lho! “Priscilla’s Easter Eggs and The Other Easter Stories”. Yeay! Bangga rasanya bisa memberikan sedikiiit buat Paskah.
Berikut ini buku-buku anak
kristiani bertema Paskah.
1. Kata Yesus Kepadaku Tentang Paskah (terjemahan), karya Angela M. Burrin. Ilustrasi oleh Maria Cristina La Cascio. Penerbit BPK. Terbit 2017. Buku “Kata Yesus kepadaku tentang Paskah” berisikan tentang 13 kisah seputar Paskah.
Buku ini dimulai dari cerita Kematian Yesus hingga Perjalanan Paulus ke Roma, selain itu buku ini juga dilengkapi ayat Alkitab dan doa singkat di akhir tiap cerita.
2. Berjalan Bersama Yesus Menuju Golgota: Pengenalan tentang Jalan Salib (terjemahan), karya Angela M. Burrin. Ilustrasi oleh Maria Crsitina La Cascio. Penerbit BPK. Terbit 2017.
Buku ini merupakan cerita yang terjadi pada masa sengsara Yesus menjelang Paskah, waktu Yesus memanggul salib-Nya menuju Golgota. Sebuah peristiwa yang dikenal dengan nama “Jalan Salib”.
3. Priscilla’s
Easter Eggs and The Other Easter Stories, karya Agnes Bemoe. Ilustrasi
InnerChild Std. Penerbit Andi.
4. Telur Paskah yang Hilang. Gabriel F.X. & Didik Bagiyowinandi Pr. Penerbit Obor. Buku ini berisi cerita tentang persahabatan, persaudaraan, pengorbanan, pengampunan, kesetiakawanan, ketulusan, kesederhanaan, perhatian pada yang menderita, dan partisipasi dalam hidup menggereja.
Begitulah kira-kira hasil pencarian
saya. Apakah teman-teman sudah membaca buku-buku di atas?
Pebatuan, 5 April 2021
@agnes_bemoe
Saya sedang belajar membuat e-book. Saya buta banget dalam hal ini. Maka, jangan heran kalau segalanya masih dalam taraf apa adanya. Harus ada awal yang jatuh bangun kan ya?
Yang saya jadikan uji coba adalah cerita "Memberi Menurut Bruri Si Biri-Biri". Silakan dibaca di sini ya. Selamat membaca!
***
Pebatuan, 29 Maret 2021
@agnes_bemoe
Saya sedang mencari informasi tentang fee illustrator ketika saya menemukan sebuah artikel di sebuah blog.
Saya baca artikel tersebut dan saya kok merasa familiar. Saya cek ke laptop dan
search di blog saya. Ternyata benar.
Artikel itu mirip sekali dengan artikel saya yang berjudul “Skema Kerja Sama dengan Ilustrator dalam Kaitannya dengan Royalti” yang saya unggah tahun 2013. Sementara artikel yang saya temukan di blog tersebut diunggah
tahun 2019.
Kemiripannya terletak pada kerangka tulisannya, mulai dari “illustrator
adalah soulmate bagi penulis”, “bentuk format single dan spread”, sampai pada “skema
kerja sama penulis dan illustrator”. Pada bagian “skema kerja sama” malah
seolah satu bagian tulisan saya itu dicuplik, hanya menghilangkan atau mengubah
sedikit.
Kaget juga saya. Kok mirip banget ya… hehehe….
![]() |
Ini tulisan saya. Diunggah tahun 2013. |
![]() |
Tulisan seorang blogger, diunggah tahun 2019 |
Saya tahu tulisan di blog itu kurang aman. Namun, kaget juga mendapati artikel ‘disadur’ sedemikian rupa. Tanpa menyebutkan sumber juga lho.
Memang sih, yang terjadi pada saya ini 'kecil banget' berbanding yang lain-lainnya, yang di-copas plek satu artikel. Dan bahkan lebih dari satu tulisan. Duh!
Nah, cuman itu, kita cenderung meremehkan yang kecil makanya kita terkaget-kaget dengan yang besar.
Beberapa waktu sebelum ini saya tanya pada seseorang yang
saya anggap ahli, bagaimana caranya supaya artikel kita tidak bisa di-copas.
Beliau bilang, sekarang proteksi semacam itu sudah tidak bisa. Ada
penjelasannya tapi saya kurang paham sehingga tak bisa menuliskannya kembali.
Maaf :D
Yang mungkin saya lakukan adalah membuat link tersendiri
untuk suatu tulisan dan tulisan itu dibuat dalam bentuk pdf yang terproteksi.
Ini kemudian saya praktikkan. Untuk beberapa cerita dan
terjemahan, saya buat dalam link tersendiri yang berisi file pdf yang bisa
dibaca tetapi tidak bisa di-edit, copas, dan print.
Lalu untuk materi di artikel blog, bagaimana?
Nah, saya coba search cara mengamankan blog. Saya menemukan tulisan ini: Cara Melaporkan Pencurian Artikel ke Google. Saya rasa tulisan ini sangat membantu. Detail dan terperinci. Saya belum coba sih… hahaha… maklum, saya masih harus berjuang memahaminya dulu. Tapi saya pastikan akan mencobanya.
Mudah-mudahan setelah ini blog menjadi lebih aman. Duluan terima kasih buat Mbak Nindy, pemilik blog dan penulis artikelnya.
Btw, teman-teman
punya pengalaman serupa? Bagi ceritanya dong.
***
Pebatuan, 18 Maret
2021
@agnes_bemoe
Ketemu dengan Jumat lagi ya. Di hari Jumat ini saya membagikan cerita anak tentang MEMBERI. Ya, saya masih terinspirasi dari perikop tentang "Hal Memberi" seperti di Jumat lalu.
Kali ini, ceritanya untuk anak 0 - 6 tahun. Semacam picture book lah. Saya tak bisa menggambar, mudah-mudahan masih tetap menarik biarpun tanpa ilustrasi memadai.
Yuk, mari baca ceritanya di sini: MEMBERI, MENURUT BRURI SI BIRI-BIRI.
Selamat menjalani masa Pantang dan Puasa ya.
***
Pebatuan, 12 Maret 2021
@agnes_bemoe
Masa Prapaskah adalah masa untuk belajar kerendahhatian. Melalui perikop "Hal Memberi" Tuhan Yesus mengajarkan bahwa perbuatan baik bisa saja membuat kita sombong.
Perikop ini menginspirasi saya untuk menulis cerita berikut: PUTRI YANG MURAH HATI.
Selamat membaca.
Selamat Berpantang dan Berpuasa.
***
@agnes_bemoe
Hari ini, 8 Maret, kita memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day).
Dikaitkan dengan buku, ini mengingatkan saya pada buku-buku anak berikut ini. (Oh ya, buku yang saya
maksud di sini adalah chapter book
ya)
Buku-buku berikut mengangkat anak perempuan, tidak hanya sebagai
tokoh utama tapi yang lebih penting adalah memberikan karakter dan kepribadian
yang berbeda dari stereotype yang
beredar di masyarakat. Tidak asal berbeda, penulisnya memberikan aliran spirit
dan semangat, dorongan, drive atau
apapun istilahnya sehingga tokoh menjadi ‘alat cubit’ tersendiri bagi pemikiran
pembaca tentang keperempuanan.
Sebelumnya juga, tulisan ini bukan penelitan dan saya tidak membaca semua buku yang terbit di
Indonesia. Saya menyampaikan apa yang sudah saya baca. Akan ada kemungkinan ada
judul yang juga menunjukkan girl-power
tapi terlewati di tulisan ini. Jangan keburu berpikir negatif dan menganggap
saya sengaja menepikan buku-buku itu ya. Kalau mau berbaik hati, silakan
tambahkan.
Oke deh, dan buku-buku itu adalah “Menggapai Rembulan” dan “Sepeda
Onthel Kinanti”. Dua-duanya karya penulis yang cukup terkenal, Iwok Abqary (Ridwan Abqary).
Dua buku ini bercerita tentang anak perempuan yang berjuang untuk keluar dari jerat kemiskinan dan jerat yang lebih kejam lagi yaitu pembatasan oleh orang lain hanya karena mereka perempuan.
Kedua tokohnya, baik Kinanti maupun Rembulan, adalah anak-anak yang punya tekad baja dan gigih mencapai
cita-citanya. Termasuk juga kuat dan tabah ketika cita-cita itu tak kunjung
tercapai. (P.S. inilah kekuatan yang sesungguhnya itu, bukan?)
Apa lantas anak-anak perempuan ini menjadi macho dan
maskulin? Nah, itu yang saya suka dari dua buku ini. Buku ini tidak membuat dua
tokohnya menjadi maskulin-like, yang
mana, malah melecehkan perempuan, ya kan? Seolah menjadi perempuan itu tidak
cukup baik. Kedua tokoh ini tetap dengan segala keperempuanannya tapi dengan
pola pikir dan semangat yang lebih merdeka dan positif.
Ulasan lebih lengkap tentang kedua buku ini saya tuangkan ditulisan ini.
Sayang sekali, dua buku ini sudah tidak ada lagi di pasaran.
Mudah-mudahan ke depannya ada penulis yang mau mengambil tema ini untuk
tulisannya.
Lalu, untuk buku yang sedang ada di pasaran atau masih bisa
dibaca?
Nah, itulah, saya tidak membaca semua buku. Ada satu buku
(satu seri ding) karya seorang sastrawati terkenal, tokohnya anak perempuan. Namun,
saya pribadi tidak menganggap buku itu karya yang bagus dan tokohnya cukup
mewakili gerakan atau dorong keanakperempuanan. Karenanya tidak saya cantumkan
di sini. (Bahkan, mengingat bukunya yang mencantumkan kekerasan secara vulgar,
saya tak menganggap itu buku yang baik).
Namun, beberapa waktu yang lalu, ketika berselancar ke situs Room to Read, saya menemukan satu cerita yang tokohnya cukup unik; seorang anak perempuan yang juga penyembuh (healer). Bukunya berjudul “Witan dan Negeri Arana” karya Audelia Agustine.
![]() |
Witan dan Negeri Arana, Audelia Agustine |
Tema buku ini sendiri
tentang alam dan ikatan timbal baliknya dengan manusia. Namun, tokoh Witan
sendiri digambarkan punya karakter dan kepribadian yang jauh dari batas-batas stereotype. Witan adalah anak perempuan yang
gigih, serba ingin tahu, percaya diri, dan tahan banting. Ini membuat buku ini
tidak saja asyik dibaca tapi juga bisa menjadi perwakilan bagi anak-anak
perempuan di mana saja.
Itulah buku-buku yang menurut saya telah dengan baik sekali
mengulik tentang keanakperempuanan.
Apakah teman-teman sudah membaca buku-buku itu? Bagaimana
menurut teman-teman?
Pebatuan, 8 Maret 2021
@agnes_bemoe
Buku #10
2 Maret 2021
Creepy Case Club 4: Kasus Pohon Pemanggil
Penulis: Rizal Iwan
Ilustrator: Vanessa Josephine
Editor: Pradhika Bestari
Penerbit: Penerbit Kiddo
Chapter Book (Middle
Grade)
e-book
Tiga sahabat Vedi, Namira, dan Jani berlibur di desa kecil di Bogor, desa tempat tinggal Om Safran, ayah Vedi. Awalnya mereka hanya ingin menghabiskan waktu bermain game. Alih-alih asyik main game mereka terlibat dalam suatu kasus aneh.
Diawali dengan terlihatnya seorang perempuan berambut panjang bertampang
sedih di dekat pohon tua di halaman rumah Om Safran. Vedi yang melihatnya.
Lalu, suara-suara dari pohon itu yang memanggil nama Vedi. Lalu, ada bayangan
di jendela. Lagi-lagi Vedi yang melihatnya. Terakhir, Vedi sendiri hilang.
Lenyap. Tak ada jejaknya. Hilangnya Vedi ini menyusul hilangnya Gili, seorang anak
desa Weningsari. Berusaha menemukan Vedi, Namira dan Jani mengalami pelbagai
keanehan dan (ya, terus terang) keseraman tersendiri.
Pertama-tama, ini ceritanya seru banget. Super seru! Cerita
kelihatan dirangkai dengan sedemikian rupa sehingga pembaca sulit untuk tidak
segera membalik ke halaman berikutnya untuk tahu bagaimana kelanjutannya. Cliffhanger yang dibuat oleh penulis di
setiap bab harus saya akui keren banget.
Namun, bagian paling bagus buku ini adalah pendekatannya
terhadap konsep ‘hantu’, ‘mistis’, atau ‘dunia lain’. Penulis berangkat dari
pandangan umum (tradisional) masyarakat Indonesia namun kemudian memberikan
penyelesaian dengan konsep yang lebih universal (tepatkah istilah ini?). Dan
saya bersyukur sekali dengan pilihan penulis ini. Hantu, katakanlah begitu,
tidak harus berupa hasil baik-buruk perbuatannya di masa hidupnya, tidak harus secara
fisik mengerikan dan menjijikkan, tidak harus tentang moral atau agama, atau stereotype lainnya. Kita bisa berkenalan
dengan zat dari dimensi lain dengan cara yang lebih ‘menyenangkan’ dan ‘masuk
akal’ (saya buat dalam tanda kutip lebih karena akal kita yang terkadang belum
mampu memahami konsep adanya dimensi lain selain kehidupan tiga dimensi kita).
Karena pendekatannya yang lebih cerdas dan universal ini,
buku ini cocok dibaca oleh anak-anak. Jujur, saya termasuk yang tak setuju
kalau anak-anak membaca buku atau menonton tayangan mistis. Ini karena sejauh
ini lebih banyak tayangan/sinetron hantu di tv yang –maaf- dangkal dan sama
sekali tidak mencerdaskan. Novel ini berbeda sekali. Di sini anak-anak belajar
tentang lapisan alam atau dimensi alam. Novel ini bisa menjadi sarana bagi
anak-anak untuk menikmati cerita-cerita menegangkan tanpa kehilangan
kemampuannya untuk berpikir cerdas dan kritis.
Yang juga super menarik dari buku ini adalah tebaran
pengetahuan tentang berbagai hal; keterkaitan antar pohon, tulisan Hieroglif,
sampai ke rasi bintang. Ini, menurut saya, mengantarkan pembacanya pada
pengetahuan yang paling penting, yaitu mencintai bumi, alam, dan kehidupan.
Ilustrasi karya Vanessa Josephine
Yang juga wajib disebut karena kerennya adalah ilustrasinya. Satu halaman ilustrasi di bagian awal cerita ini nonjok banget! Perhatikan detailnya. Perhatikan juga penggunakan B&W yang menciptakan nuansa mistis. Angkat topi buat ilustratornya! Sayangnya, ilustrasi yang satu halaman hanya satu itu. Selebihnya adalah thumbnail, yang –tidak buruk- tapi terlalu kecil untuk dinikmati… hehehe….
Saya rekomendasikan buku ini buat para pembaca cilik usia 9 –
13 tahun atau yang sudah mampu membaca chapter
book. Percayalah, kalian akan mengalami suatu petualangan yang seru;
tegang, tapi ada kocaknya juga, tapi bikin takut, tapi menyenangkan!
P.S, saya jarang beri bintang… hehehe… untuk novel ini 5 out
of 5 *****
***
Pebatuan, 4 Maret
2021
@agnes_bemoe
Di Indonesia tema ini pasti ditolak mentah-mentah masyarakat mayoritas, baik oleh orangtua pembaca (sebagai yang memilihkan buku untuk anaknya) maupun penerbit. Interpretasi yang berbeda tentang Valentine’s Day menyebabkan masyarakat antipati dengan tema ini.
Namun, di tempat-tempat lain, tema ini ternyata sangat luas digarap (ini dalam konteks cerita anak ya). Sudah ada ratusan buku ditulis dengan tema ini.
Berikut ini saya unggah lima contoh cerita bertemakan Kasih Sayang,
tema sentral dalam Valentine’s Day.
11. Love
from The Very Hungry Caterpilar, Eric Carle
Ini buku yang
imut sekali, yang mengajarkan anak-anak bagaimana mengungkapkan dengan bahasa
yang indah rasa sayangnya kepada orang-orang di sekitarnya. Pantas buku ini mendapat tempat peringkat satu New York Times Bestseller.
22. The
Invisible String, Patrice Karst.
Buku ini
bercerita tentang kasih sayang yang diibaratkan sebagai sebuah benang yang tak
terlihat. Benang tak terlihat ini menghubungkan kita dengan orang-orang yang
kita kasihi, sejauh apapun mereka. Benang tak terlihat ini juga menunjukkan
bahwa dukungan dan kasih kita tak akan pernah putus.
33. The
Day It Rained Hearts, Felicia Bond
Dari judulnya,
buku ini jelas menunjukkan tema Valentine’s Day. Namun, isinyalah yang luar
biasa: tentang memberi/memperhatikan orang lain dengan sepenuh hati (thoughtful)
44. Pete
the Cat “Valentine’s Day is Cool”, Kimberly & James Dean.
Ditulis oleh New
York Time best-selling artist, buku ini berkisah tentang memaknai Valentine’s
Day. Bagi Pete the Cat, yang awalnya tidak menyukai Valentine’s Day, makna perayaan
ini ternyata sangat sederhana namun
hangat dan indah.
55. Roses
Are Pink Your Feet Really Stink, Diane de Groat.
Ini buku yang
manis sekali, yang menggambarkan bahwa sebagai teman, kita sering berbuat
nakal/keliru. Namun, hal-hal tersebut menjadi proses pembelajaran, selagi kita
memiliki kasih sayang satu sama lain.
Luar biasa sekali bahwa tema kasih sayang ini dieksplorasi
sedemikian rupa menjadi cerita-cerita yang manis, yang intinya mengajak anak
untuk menghormati dan mengasihi siapa saja; orangtua, saudara, teman, bapak
pengemudi bus, atau siapa saja yang bisa kita temui dalam kehidupan kita.
Enggak ada cium-ciuman dan seks? Tidak ada. Wong ini buku anak. Penulisnya tentu dengan sangat cerdas menginterpretasikan makna kasih sayang -yang sebenarnya universal itu- ke dalam dunia anak. Hasilnya adalah buku-buku yang indah dan manis. Kalau tak percaya, baca sendiri… hehehe….
Semoga suatu saat masyarakat Indonesia bisa menemukan
pemahaman yang benar tentang Valentine’s Day ini ya, supaya buku cerita anak
pun semakin meriah dan bermutu dengan tema kasih sayang ini. Amin.
Di hari Jumat, hari pantang ini, saya mau memberikan sebuah cerita anak tentang pantang dan puasa. Cerita ini terinspirasi dari pesan Yesus di perikop "Hal Berpuasa". Semoga pada suka ya.
Ceritanya bisa dibaca di sini.
Selamat berpantang dan puasa!
***
Pebatuan, 26 Februari 2021
@agnes_bemoe
Duo Detektif: Sabotase Lokomotif B2503
Ada orangtua yang welcome dengan kata-kata baru/asing (big words) di buku anak.
Buku #8