CATATAN AKHIR TAHUN 2022
Sebelumnya, saya hendak berterima kasih dulu pada Allah atas tahun 2022 ini. Sekeping perjalanan hidup yang tidak mudah namun berkat dan penyertaanNya ada dalam setiap likunya.
Tahun ini –sayangnya- masih sama dengan tahun-tahun
sebelumnya, dalam hal produktivitas. Saya belum bisa sepenuhnya pulih karena
kondisi kesehatan. Sebelum sakit, saya bisa merencanakan sekitar 40-an proyek
menulis dalam setahun. Itu berarti hampir setiap minggu saya punya satu proyek
menulis. Buat saya itu banyak… hehehe…. Sekarang ini, saya mencoba menyusun 3
proyek saja dengan –jujur- pesimisme yang besar; bisa tidak diselesaikan.
Bertahun-tahun saya memaksa diri untuk ‘produktif’ akhirnya
saya menyerah. Saya memang harus menerima kenyataan: saya belum bisa menulis
sebanyak dulu. Beberapa tahun terakhir ini saya hanya menyelesaikan
tulisan-tulisan lalu dan menerima proyek menulis, bukan menciptakannya.
Rasanya tidak enak ‘tidak produktif’. Tapi, tidak apa-apa.
KESEHATAN SAYA JAUH LEBIH PENTING (dan saya tidak bisa ngeyel juga dalam hal
ini karena memang ‘lumpuh’ total).
Namun, di tengah masa paceklik itu, di tahun ini saya bisa
menerbitkan dua buku. Tidak hanya ‘sekadar’ terbit, dua buku ini adalah
buku-buku yang istimewa, yang sangat dekat di hati saya karena terkait dengan
orang-orang yang saya kasihi.
"Walde Nenang Uran Wair" |
Bulan Januari 2022 terbit picture story book saya yang berjudul “Walde Nenang Uran Wair”. Buku ini tentang tradisi minta hujan di masyarakat Tana Ai, Kabupaten Sikka, Flores NTT. Buku ini saya persembahkan buat ibu saya. “Walde” adalah nama kecil Ibu saya dan tradisi yang ditulis adalah tradisi di kampung halaman Ibu saya.
Misteri Mamoli Kuno - Penerbit Kiddo |
Bulan April 2022 terbit novel anak saya yang judulnya “Misteri Mamoli Kuno”. Ini novel anak
hasil kegiatan Residensi Penulis yang saya ikuti di tahun 2019. Novel tentang
sejarah dan budaya masyarakat Kodi di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT ini saya
persembahkan buat kakak saya, Rolly Nani Boeloe. Nama “Rolly” menjadi salah
satu tokoh utama di novel tersebut. Seperti “Walde Nenang Uran Wair”, Pulau
Sumba adalah pulau tempat kakak saya lahir, dibesarkan, dan berdiam sampai saat
ini.
Tidak ada kebanggaan dan kebahagiaan yang melebihi
kebanggaan mempersembahkan karya buat orang-orang yang kita sayangi. Puji
Tuhan, Allah memberikan kesempatan pada saya di tahun ini untuk merealisasikannya.
Bulan Juni 2022 saya mengikuti proyek menulis Gerakan
Literasi Nasional (GLN). Karya saya yang berjudul “Si Rancak Sakit” lolos dalam seleksi proyek ini. Saya senang bisa
ikut proyek ini –terutama karena bertemu dengan banyak sekali penulis hebat-
tapi sepertinya saya tidak akan ikut lagi proyek tersebut di tahun-tahun
mendatang. Btw, cerita "Si Rancak Sakit" dapat dibaca di sini.
Di bulan-bulan terakhir di tahun 2022;
Oktober-November-Desember saya mengampu kelas Menulis Cerita Anak, baik Illustrated maupun Picture Book. Proyek yang digawangi oleh Endah Sulwesi,
seorang editor senior. Saya tidak memandang diri saya layak menjadi
pengajar/guru menulis, sebenarnya. Maka, dengan minus malum… hehehe… saya berusaha memberikan yang saya tahu
tentang kepenulisan cerita anak kepada teman-teman. Buat saya pribadi, rasanya
menyenangkan dan menyegarkan, bertemu dengan teman-teman penulis yang penuh
semangat. Jujur, hal itu memantik semangat menulis saya lho!
Tak hanya mengampu kelas menulis, saya juga menjadi murid
untuk Kelas Seni Menerjemahkan dan Kelas Penyuntingan. Mentornya bukan
main-main: Pak Anton Kurnia! Wah, menyenangkan banget biarpun saya tidak
terhitung the sharpest knife in the self.
Oh ya, di awal tahun 2022 ini saya mencoba membuat podcast
saya sendiri. Sangat sederhana tapi saya senang melakukannya. Sayangnya, di
awal tahun saya mengalami permasalahan dengan sebuah penerbitan. Permasalahan
itu selesai di bulan April tapi saya jadi kehilangan segala daya –yang sebenarnya
sudah sangat minim- untuk beraktivitas, termasuk melanjutkan podcast saya itu.
Hiks! Saya harap di tahun depan saya bisa menghidupkan kembali podcast
tersebut. Doakan ya.
Begitulah kira-kira gambaran tahun 2022 buat saya. Tidak
terlalu bersinar tapi saya bersyukur. Mengutip lirik sebuah lagu rohani: Tiap
liku hidupku membuat kuberserah kepadaMu. Saya berserah dan bersyukur
dengan apa yang saya alami. Saya rasa Tuhan sudah memberikan bagian terbaik
buat saya.
Ke depan? Saya tidak berharap banyak. Saya mohon diberi
sehat dan sambil itu akan tetap berusaha menulis, entah satu dua cerita. Yang
jelas, saya masih sangat ingin bertungkus lumus di dunia kepenulisan buku anak.
Semoga Tuhan memberkati dan berkenan menganugerahkan rezekiNya buat saya. Amin.
Selamat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Semoga Natal tahun
ini menguatkan kita dan semoga tahun yang baru memberikan harapan dan kesempatan
baru untuk kita semua.
***
Pebatuan, 28 Desember
2022
Agnes Bemoe
Link untuk pembelian: