Follow Us @agnes_bemoe

Thursday 5 May 2022

CATATAN YANG TERLAMBAT – Gusti Allah Mboten Sare

 



Tahun 2021 sebenarnya membawa banyak hal luar biasa dalam hidup saya, tidak hanya untuk dunia kepenulisan yang saya geluti tapi juga untuk kehidupan pribadi saya secara umum.


Kalau saya membagikan hal pribadi ini bukan karena saya nyaman berbagi yang pribadi tapi karena saya yakin yang terjadi pada saya itu semua campur tangan Tuhan. Saya mau berbagi pengalaman iman, kalau boleh dibilang begitu.

 

BERAWAL DARI JUNI 2010


Juni 2010 saya diperlakukan dengan tidak adil, sangat tidak adil. Semua dirampas dari saya biarpun saya tidak melakukan kesalahan apapun. Okelah, saya berusaha menerima itu. Orang zaman sekarang bilang: berusaha berdamai dengan masa lalu (menuliskannya mudah, hanya sekalimat, tapi menjalaninya… jujur, saya masih terus berusaha). Dalam ajaran agama yang saya imani, saya berusaha berserah.


Nah, waktu berlalu. Saya tidak pernah lupa peristiwa itu tapi saya berusaha move on.

 

Lalu, tibalah Juli 2011, sebelas tahun setelahnya. Ada kekisruhan pada orang-orang yang dulu berlaku zalim pada saya, kekisruhan yang terjadi secara bertahap dan berturut-turut; Juli, Agustus, September 2021, dan seterusnya, sampai Januari 2022 pun saya masih mendengar hal memalukan tentang mereka.

 

Mungkin saya belum bisa paparkan detailnya tapi yang jelas, begini:


·         Dahulu mereka menyidang saya, tepatnya mengeroyok saya dalam suatu sidang, karena anggota sidang itu hanya orang-orang mereka saja, memperlakukan saya seperti saya ini pesakitan. Sekarang: mereka, melalui “putera mahkotanya” yang gantian disidang. Kali ini mereka memang melakukan banyak sekali kekeliruan yang butuh penjelasan dan tanggung jawab.


·         Dulu mereka menuduh saya korupsi. Mobil lama saya katanya hasil korupsi. Lucunya, mereka tak bisa membuktikannya. Hanya melemparkan tuduhan dan berdasarkan itu merasa berhak mengambil tindakan pada saya. Sekarang: mereka, lagi-lagi melalui “putera mahkotanya”, terbukti korupsi. Terbukti ya, bukan sekedar tuduhan. Dan yang memalukan, untuk menutupi korupsinya itu mereka sampai kumpul-kumpul untuk membuat kuitansi palsu. Aduuuh… memalukan ga sih?


·         Dulu saya dituduh berbahaya untuk institusi. Sekarang: mereka mengusik-usik, berusaha mengacau institusi, hanya karena mereka bukan lagi pimpinan. (Masih pimpinan, tapi sudah tak dianggap. Sudah dipinggirkan karena ketahuan semua belangnya)


Intinya, semua tuduhan palsu dan tindakan zalim yang mereka lakukan pada saya dahulu berbalik kepada mereka sendiri! Dan, saya sama sekali tidak melakukan apapun untuk itu. Seperti saya bilang, saya berusaha move on dan tak pernah mau tahu tentang mereka.


Inilah yang saya anggap sebagai campur tangan alam semesta. Cepat atau lambat keadilan akan menunjukkan dirinya. Cepat atau lambat yang zalim akan menjalani karmanya.

 

Sungguh saya berharap suatu saat bisa menuliskan secara lebih terperinci dan jelas. Truth, kebenaran mesti dituliskan. Paling tidak, buat anak cucu saya sendiri. Mereka berhak tahu bagaimana sebenarnya yang terjadi pada saya. Saya ingin anak cucu saya tahu nama-nama orang-orang yang zalim pada saya. Siapa orang-orang yang rame-rame melempar batu, merajam saya. Tidak, tidak untuk membalas dendam (tak terpikir, malah!). Untuk tahu saja siapa-siapa orang yang bisa dipercaya siapa yang tidak. Untuk jadi bahan belajar juga.


Namun, untuk sekarang, saya bersyukur sudah bisa menuliskan yang secuil ini (jujur, sebelas tahun ini saya menghindari topik ini!). Tentu saja saya bersyukur karena akhirnya, finally, saya bisa melihat kebenaran membuka dirinya sendiri.


Mudah-mudahan pengalaman ini bisa juga menjadi penguat buat yang lain. Yang sedang mengalami ketidakadilan dan berjuang dengan kondisi itu. Tuhan tidak tidur. Gusti Allah mboten sare. Semoga Tuhan Allah memberi kita masing-masing kekuatan untuk berjalan terus (move on), menyembuhkan diri sendiri, dan memaafkan orang-orang yang berbuat jahat pada kita.

 

***

Pebatuan, 6 Mei 2022

@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment