Tahun 2021 sebenarnya membawa banyak hal luar biasa dalam
hidup saya, tidak hanya untuk dunia kepenulisan yang saya geluti tapi juga
untuk kehidupan pribadi saya secara umum.
Kalau saya membagikan hal pribadi ini bukan karena saya
nyaman berbagi yang pribadi tapi karena saya yakin yang terjadi pada saya itu
semua campur tangan Tuhan. Saya mau berbagi pengalaman iman, kalau boleh
dibilang begitu.
BERAWAL DARI JUNI 2010
Juni 2010 saya diperlakukan dengan tidak adil, sangat tidak
adil. Semua dirampas dari saya biarpun saya tidak melakukan kesalahan apapun.
Okelah, saya berusaha menerima itu. Orang zaman sekarang bilang: berusaha
berdamai dengan masa lalu (menuliskannya mudah, hanya sekalimat, tapi
menjalaninya… jujur, saya masih terus berusaha). Dalam ajaran agama yang saya imani,
saya berusaha berserah.
Nah, waktu berlalu. Saya tidak pernah lupa peristiwa itu tapi
saya berusaha move on.
Lalu, tibalah Juli 2011, sebelas tahun setelahnya. Ada
kekisruhan pada orang-orang yang dulu berlaku zalim pada saya, kekisruhan yang
terjadi secara bertahap dan berturut-turut; Juli, Agustus, September 2021, dan
seterusnya, sampai Januari 2022 pun saya masih mendengar hal memalukan tentang
mereka.
Mungkin saya belum bisa paparkan detailnya tapi yang jelas,
begini:
·
Dahulu mereka menyidang saya, tepatnya
mengeroyok saya dalam suatu sidang, karena anggota sidang itu hanya orang-orang
mereka saja, memperlakukan saya seperti saya ini pesakitan. Sekarang: mereka,
melalui “putera mahkotanya” yang gantian disidang. Kali ini mereka memang
melakukan banyak sekali kekeliruan yang butuh penjelasan dan tanggung jawab.
·
Dulu mereka menuduh saya korupsi. Mobil lama
saya katanya hasil korupsi. Lucunya, mereka tak bisa membuktikannya. Hanya
melemparkan tuduhan dan berdasarkan itu merasa berhak mengambil tindakan pada
saya. Sekarang: mereka, lagi-lagi melalui “putera mahkotanya”, terbukti
korupsi. Terbukti ya, bukan sekedar tuduhan. Dan yang memalukan, untuk menutupi
korupsinya itu mereka sampai kumpul-kumpul untuk membuat kuitansi palsu. Aduuuh…
memalukan ga sih?
·
Dulu saya dituduh berbahaya untuk institusi.
Sekarang: mereka mengusik-usik, berusaha mengacau institusi, hanya karena
mereka bukan lagi pimpinan. (Masih pimpinan, tapi sudah tak dianggap. Sudah
dipinggirkan karena ketahuan semua belangnya)
Intinya, semua tuduhan palsu dan tindakan zalim yang mereka
lakukan pada saya dahulu berbalik kepada mereka sendiri! Dan, saya sama sekali
tidak melakukan apapun untuk itu. Seperti saya bilang, saya berusaha move on dan tak pernah mau tahu tentang
mereka.
Inilah yang saya anggap sebagai campur tangan alam semesta.
Cepat atau lambat keadilan akan menunjukkan dirinya. Cepat atau lambat yang
zalim akan menjalani karmanya.
Sungguh saya berharap suatu saat bisa menuliskan secara
lebih terperinci dan jelas. Truth,
kebenaran mesti dituliskan. Paling tidak, buat anak cucu saya sendiri. Mereka
berhak tahu bagaimana sebenarnya yang terjadi pada saya. Saya ingin anak cucu
saya tahu nama-nama orang-orang yang zalim pada saya. Siapa orang-orang yang
rame-rame melempar batu, merajam saya. Tidak, tidak untuk membalas dendam (tak
terpikir, malah!). Untuk tahu saja siapa-siapa orang yang bisa dipercaya siapa
yang tidak. Untuk jadi bahan belajar juga.
Namun, untuk sekarang, saya bersyukur sudah bisa menuliskan
yang secuil ini (jujur, sebelas tahun ini saya menghindari topik ini!). Tentu
saja saya bersyukur karena akhirnya, finally,
saya bisa melihat kebenaran membuka dirinya sendiri.
Mudah-mudahan pengalaman ini bisa juga menjadi penguat buat
yang lain. Yang sedang mengalami ketidakadilan dan berjuang dengan kondisi itu.
Tuhan tidak tidur. Gusti Allah mboten sare. Semoga Tuhan Allah memberi kita
masing-masing kekuatan untuk berjalan terus (move on), menyembuhkan diri sendiri, dan memaafkan orang-orang yang
berbuat jahat pada kita.
Pebatuan, 6 Mei 2022
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment