Follow Us @agnes_bemoe

Wednesday 25 January 2017

BEHIND THE SCENE [BTS]: Dkisah Dseru dari Dinoland

January 25, 2017 3 Comments

Sejak menulis “Bo & Kawan-Kawan di Peternakan Kakek Ars” (terbit 2014) saya sudah tertarik pada ide untuk menyadur buku “The 7 Habits of Most Effective People” karya Stephen R. Covey menjadi cerita anak, seperti yang saya lakukan pada Bo yang idenya saya ambil dari “Emotional Intelligent” karya David Goleman.

Entah kenapa, pada Bo, ide itu lancar sekali. Saya dengan mudah menemukan banyak cerita untuk ditulis. Bahkan ketika editor minta tambahan cerita, saya sama sekali tidak kesulitan. Lain halnya tentang “The 7 Habits”. Kepala saya blank. Padahal saya merasa menguasai materi yang disampaikan Stephen R. Covey dalam bukunya itu (saya pernah memberikan seminar kecil untuk guru-guru berdasarkan buku ini). Ada beberapa kali saya mencoba membangun cerita, semuanya tidak memuaskan.

Akhirnya ide ini saya tinggalkan.

Lalu, suatu saat di tahun 2015, saya tergerak untuk membaca ulang buku “The 7 Habits”. Saat itu saya sedang sakit dan menghabiskan banyak waktu hanya dengan membaca. Saya baca ulang buku itu bukan karena saya mau menuliskannya kembali. Saya baca sekedar baca. Herannya, setelah membaca ulang buku ini, saya seperti ‘kedatangan’ beberapa cerita! Hore! Akhirnya!

DARI MANA DATANGNYA DINOSAURUS, DAVII, DAN DIMITRI?
Saat itu saya sedang ‘jatuh hati’ pada seorang anak laki-laki berusia 5 tahun. Anak itu, dengan segala kecerdasan dan kelucuannya sungguh membuat saya ‘tak berdaya’. Saya lalu terpikir untuk menulis sesuatu yang bisa jadi sebuah persembahan buatnya. Dia suka membaca. Dan, berdasarkan pengamatan saya, buku-buku bacaan yang ada sekarang kurang berpihak pada anak laki-laki. Banyak tokoh dan cerita dibuat dengan atmosfer anak perempuan (terus terang, saya pun menyadari hal ini terjadi pada diri saya sebagai penulis). Karenanya, saya memutuskan membuat cerita yang cowok banget

Dalam pikiran saya, anak laki-laki biasanya suka dinosaurus, suka bola, suka main musik, suka ngeyel, serba ingin tahu, tidak mau kalah, dll. SAYA MOHON MAAF, saya tidak sedang bersikap bias-gender karena saya pribadi tidak setuju hal itu. Saya yakin, banyak anak perempuan yang punya karakteristik seperti itu. Saya hanya bermaksud menyederhanakan untuk kepentingan cerita ini.
Baiklah, kembali ke Davii. Maka, saya bangun tokoh Davii yang tinggal di Dinoland (karena ia seorang dinosaurus), suka main bola, main gitar, menyanyi, dll. Di sekeliling Davii adalah teman dekatnya, Dimitri; kawan-kawan bermain bolanya Dozo, dkk; serta tentu saja adik bayi laki-lakinya Dixie.

Sejak detik pertama menuliskannya saya sudah berkata: ini akan jadi cerita yang cowok banget! Tujuannya jelas, karena saya ingin menyenangkan seorang cowok kecil yang saya sebutkan di atas tadi.

Ya, buku ini saya persembahkan untuk kesayangan saya David Situmorang dan Bastian Situmorang. Sayang sekali, bagian ini dihilangkan dalam buku jadi. Mudah-mudahan kali berikutnya saya (penulis) diberi kesempatan menerakan dedikasi bukunya.

KENAPA JUDULNYA ANEH?
Dkisah Dseru dari Dinoland terdengar aneh ya? Kenapa? Hihihi… untuk bagian ini, baca sendiri di bukunya ya. Biar terasa serunya hidup ini bersama Davii, Dixie, Dimitri, Dozo, Dean, Damien, Pak Darian, Paman Dull de Drost, DiMadino dari Dino United, Don Quixote si Doberman, dkk!

KE PENERBIT
Ini juga peristiwa yang unik banget untuk saya. Desember 2015 naskah ini saya ajukan ke penerbit. Sekitar dua minggu setelahnya saya mendapat balasan, isinya menanyakan tentang ide-ide Stephen R. Covey yang saya gunakan di naskah itu. Setelah saya jelaskan, jadi deh, naskah ini diterima. Wah! Kejutan buat saya. Untuk naskah cerita bergambar, inilah rekor penerimaan paling cepat yang pernah saya alami. Puji Tuhan deh!

Mencari illustrator pun tidak makan waktu lama. Saya dibantu oleh Anastasia Fransiska. Saya belum pernah bekerja sama dengannya. Namun, saya tertarik melihat ilustrasi-ilustrasi karyanya di akun facebook-nya. Ada satu karyanya tentang dinosaurus yang keren banget. Dari situlah saya merasa mungkin gaya itu yang cocok dengan naskah Dinoland milik saya.

Bekerja sama dengan Siska memberi saya pengalaman belajar yang menyenangkan. Selain professional (menghargai waktu, mudah dihubungi, mencoba memahami pendapat klien, berkomunikasi dengan baik, dll), ada satu hal yang saya pelajari dari Anastasia Fransiska, yaitu bekerja dengan sistematis dan terorganisir. Buat saya, ini membantu saya (penulis) untuk memahami produk ilustrasi yang dibuat illustrator.

Saya juga suka illustrator yang mampu menginterpretasikan cerita ke dalam ilustrasinya. Biarpun saya memberikan panduan ilustrasi, terkadang seringnya saya butuh kreativitas visual (karena memang saya lemah sekali dalam hal ini). Ada beberapa potongan cerita yang ilustrasinya adalah ide Siska sendiri dan kemudian saya setujui karena hasilnya lebih bagus daripada ide saya.
Pendek kata, saya bersemangat sekali dengan ilustrasi di buku Dkisah Dseru dari Dinoland ini!

TERBIT!
Januari 2017 lalu, ketika iseng ke Gramedia Sudirman Pekanbaru, saya mendapati Dkisah Dseru dari Dinoland sudah nagkring di rak buku. Wah! Kejutan Tahun Baru yang menyenangkan!
Saya berterima kasih kepada Gramedia Pustaka Utama yang percaya pada naskah ini, kepada Kak Anastasia Mustika Wijaya, mbak Ramayanti, dan mbak Yuniar Budiarti. Tentu saja saya berterima kasih pada Anastasia Fransiska untuk ilustrasinya yang luar biasa. Last but not least saya berterima kasih pada David Situmorang, muasal semua cerita dalam Dkisah Dseru dari Dinoland. God bless you!
Semoga buku ini diterima anak-anak Indonesia ya! IHS


Pembatuan, 26 Januari 2017
@agnes_bemoe