BEHIND THE SCENE (BTS): UTAN FOR MARCIA
MEINE WELT
May 30, 2013
0 Comments
Tahun 2012 (lupa bulan berapa), mbaca status Dian Kristiani tentang keikutsertaannya di SingTel Asian Picture Book Award. Cuman ndlongop. Ndak berani berpikir untuk ikut.
Ndilalah, Dian nge-BBM, ngajak ikutan. Seperti biasa, dengan caranya yang… gitu deh… qiqiqi… Dian bilang naskahku tentang “Ikan Terubuk” bagus. Dian juga kasi alternatif lain, mungkin aku bisa eksplore tentang NTT, asal usul nenek moyangku.
Aku mumet!
Kalo aku ikutan, kayaknya kok ndak ngaca banget! Baru juga kemaren sore lahirnya. :p Makanya, trus aku memutuskan untuk menginggalkannya dulu aja. Bukan nggak mau ikutan, tapi, diendapkan dulu aja. Apa kata nanti… *gak mutu blas!
As time goes by, aku malah lupa sama si SingTel ini. Pas awal Desember 2012 baru teringat lagi. Mak!
Saat itu aku lagi ngerjakan suatu proyek nulis. Biarpun pesimis, kujadwalkan juga di bulan Desember itu untuk bikin cerita. Aku ngeluangkan waktu 4 hari.
Nah, waktu proyek nulis udah selesai, aku nyoba ngutak-atik SingTel.
Pertama mau yang “Ikan Terubuk”. Tapi, terus gak ada mood. Rasanya susah banget mbongkar cerita 200 kata itu jadi 500.
Lalu, nggak tau gimana, aku dapat ide untuk mbikin cerita tentang anak perempuan NTT dan utannya (sarung khusus untuk wanita). Aku cerita tentang anak perempuan kecil yang pengen hadian Utan untuk ulang tahun ke-6nya. Tapi ibunya sibuk. Ibunya ini seorang pengrajin tenun. Ibunya lagi banyak pesananan tenunan jadi ndak bisa mbuatkan utan untuk si anak kecil ini tadi.
Waktu nulis cerita ini, aku tuh sueneeeeeengg… banget! Senengnya apa? Sepertinya aku bukan nulis, tapi nyanyi-nyanyi sambil jalan-jalan di kebun jagung nenekku. Pokok e tanganku ngetik, tapi kepalaku heboh dengan imajinasinya sendiri. Hihihi… gak nyambung gak papa. Yang penting aku hepi!
Aku nggak ngerti banyak soal utan. Tapi waktu nulisnya, aku mengenyampingkan informasi. Aku enjoy karena aku ngikutin the sound in my soul aja.
Nah, ini dia, waktu nulis, mungkin sangking mood-nya, jadinya puanjang banget! Kalo nggak salah hampir 8 – 9 halaman! Padahal yang diminta cuma 500 kata alias 2 halamanan! Wkwkwk…!
Perjuangan berikutnya adalah motong sana motong sini. Yang mana, gak gampang juga. Semua bagian kayaknya penting
Nggak hanya itu, waktu berjalan terus. Aku masih harus ngerevisi sebuah naskah dan harus ke Malang untuk reunian dan nyekar. Trus lagi, naskah harus berbahasa Inggris. Sementara Bahasa Inggrisku melarat banget!
Untuk nerjemahkan, aku ngontak adik angkatanku di Asrama Syantikara Yogyakarta dulu. Untuuuung blio mau mbantu. Cuman, memang blio bilang jangan mepet-mepet, karena mau ada kesibukan Natal. Hadoh, bener juga yah… semua orang persiapan Natal… *sigh
Yo wes, lagi-lagi, minimalis banget, sedapatnyalah… selesai oke, enggak juga nggak papa…
Nah, Minggu tanggal 16 Desember 2012 aku kirim ke Dik Menik untuk diterjemahkan. Setelah itu aku mabur ke Malang. Jadi judulnya, aku ngasih kerjaan orang yang mau Natalah ki… wkwkw…. Ngapuro dik Menik…
Tanggal 27 naskah kukirim.
Ngirimnya ini juga ternyata penuh perjuangan. Ekspedisi yang kutahu hanya RPX (Fed-Ex). Ternyata, RPX bilang nggak bisa nyampe tanggal 31 Desember 2012. Hwekk!! Lemaslah diriku. Dik Nanda yang di RPX akhirnya nyarankan aku untuk ngirim via DHL.
Biyung! DHL tuh dimanaaa lagi! Biarpun udah karatan di Pekanbaru, aku nggak tau mana-mana. Kata dik Nanda di Cargo Bandara.
Yo wes, aku ke Cargo Bandara. Sempat kesasar dua kali dan mutung di jalan sekali. Qiqiqi….
Barulah akhirnya ketemu DHL. Kantornya kueciiiiil banget, nyelempit di antara gudang-gudang.
Adek yang di DHL bilang bisa kirim 1 hari. Horeee!!! Akhirnya terkirim.
Besoknya aku terima konfirmasi dari panitia kalau mereka sudah terima naskahku.
Selanjutnya, lama-lama aku lupa kalo ngirim naskah itu, sampai aku terima email pemberitahuan kalau naskah unyuku itu masuk SHORTLIST!
Pengennya sih bilang “Damn! I’m good!” kayak Blanche Deveraux… wkwkwk… tapi, enggak lah… “Omnia, ad Maijorem Dei Gloriam” ya kan?
***
Saya yang bangga,
Agnes Bemoe
hehehe....
Baca juga "Me? Shortlisted in SingTel Asian Picture Book Award 20013?"
Ndilalah, Dian nge-BBM, ngajak ikutan. Seperti biasa, dengan caranya yang… gitu deh… qiqiqi… Dian bilang naskahku tentang “Ikan Terubuk” bagus. Dian juga kasi alternatif lain, mungkin aku bisa eksplore tentang NTT, asal usul nenek moyangku.
Aku mumet!
Kalo aku ikutan, kayaknya kok ndak ngaca banget! Baru juga kemaren sore lahirnya. :p Makanya, trus aku memutuskan untuk menginggalkannya dulu aja. Bukan nggak mau ikutan, tapi, diendapkan dulu aja. Apa kata nanti… *gak mutu blas!
As time goes by, aku malah lupa sama si SingTel ini. Pas awal Desember 2012 baru teringat lagi. Mak!
Saat itu aku lagi ngerjakan suatu proyek nulis. Biarpun pesimis, kujadwalkan juga di bulan Desember itu untuk bikin cerita. Aku ngeluangkan waktu 4 hari.
Nah, waktu proyek nulis udah selesai, aku nyoba ngutak-atik SingTel.
Pertama mau yang “Ikan Terubuk”. Tapi, terus gak ada mood. Rasanya susah banget mbongkar cerita 200 kata itu jadi 500.
Lalu, nggak tau gimana, aku dapat ide untuk mbikin cerita tentang anak perempuan NTT dan utannya (sarung khusus untuk wanita). Aku cerita tentang anak perempuan kecil yang pengen hadian Utan untuk ulang tahun ke-6nya. Tapi ibunya sibuk. Ibunya ini seorang pengrajin tenun. Ibunya lagi banyak pesananan tenunan jadi ndak bisa mbuatkan utan untuk si anak kecil ini tadi.
Waktu nulis cerita ini, aku tuh sueneeeeeengg… banget! Senengnya apa? Sepertinya aku bukan nulis, tapi nyanyi-nyanyi sambil jalan-jalan di kebun jagung nenekku. Pokok e tanganku ngetik, tapi kepalaku heboh dengan imajinasinya sendiri. Hihihi… gak nyambung gak papa. Yang penting aku hepi!
Aku nggak ngerti banyak soal utan. Tapi waktu nulisnya, aku mengenyampingkan informasi. Aku enjoy karena aku ngikutin the sound in my soul aja.
Nah, ini dia, waktu nulis, mungkin sangking mood-nya, jadinya puanjang banget! Kalo nggak salah hampir 8 – 9 halaman! Padahal yang diminta cuma 500 kata alias 2 halamanan! Wkwkwk…!
Perjuangan berikutnya adalah motong sana motong sini. Yang mana, gak gampang juga. Semua bagian kayaknya penting
The Face, painted by Agnes Bemoe |
Nggak hanya itu, waktu berjalan terus. Aku masih harus ngerevisi sebuah naskah dan harus ke Malang untuk reunian dan nyekar. Trus lagi, naskah harus berbahasa Inggris. Sementara Bahasa Inggrisku melarat banget!
Untuk nerjemahkan, aku ngontak adik angkatanku di Asrama Syantikara Yogyakarta dulu. Untuuuung blio mau mbantu. Cuman, memang blio bilang jangan mepet-mepet, karena mau ada kesibukan Natal. Hadoh, bener juga yah… semua orang persiapan Natal… *sigh
Yo wes, lagi-lagi, minimalis banget, sedapatnyalah… selesai oke, enggak juga nggak papa…
Nah, Minggu tanggal 16 Desember 2012 aku kirim ke Dik Menik untuk diterjemahkan. Setelah itu aku mabur ke Malang. Jadi judulnya, aku ngasih kerjaan orang yang mau Natalah ki… wkwkw…. Ngapuro dik Menik…
Tanggal 27 naskah kukirim.
Ngirimnya ini juga ternyata penuh perjuangan. Ekspedisi yang kutahu hanya RPX (Fed-Ex). Ternyata, RPX bilang nggak bisa nyampe tanggal 31 Desember 2012. Hwekk!! Lemaslah diriku. Dik Nanda yang di RPX akhirnya nyarankan aku untuk ngirim via DHL.
Biyung! DHL tuh dimanaaa lagi! Biarpun udah karatan di Pekanbaru, aku nggak tau mana-mana. Kata dik Nanda di Cargo Bandara.
Yo wes, aku ke Cargo Bandara. Sempat kesasar dua kali dan mutung di jalan sekali. Qiqiqi….
Barulah akhirnya ketemu DHL. Kantornya kueciiiiil banget, nyelempit di antara gudang-gudang.
Adek yang di DHL bilang bisa kirim 1 hari. Horeee!!! Akhirnya terkirim.
Besoknya aku terima konfirmasi dari panitia kalau mereka sudah terima naskahku.
Selanjutnya, lama-lama aku lupa kalo ngirim naskah itu, sampai aku terima email pemberitahuan kalau naskah unyuku itu masuk SHORTLIST!
Pengennya sih bilang “Damn! I’m good!” kayak Blanche Deveraux… wkwkwk… tapi, enggak lah… “Omnia, ad Maijorem Dei Gloriam” ya kan?
***
Saya yang bangga,
Agnes Bemoe
hehehe....
Baca juga "Me? Shortlisted in SingTel Asian Picture Book Award 20013?"