Follow Us @agnes_bemoe

Sunday, 28 May 2017

BEHIND THE SCENE [BTS]: Ring of Fire - Dari India ke Sinabung

May 28, 2017 2 Comments


Tahun 2013 saya baca sebuah buku berjudul "Selvakumar Knew Better". Buku yang saya beli di AFCC 2013 ini bercerita tentang tragedi tsunami di India. Penulisnya bukan orang India melainkan seorang Amerika, bernama Virginia Kroll. Baca resensi saya di sini.



Setelah menikmati ceritanya yang menawan dilengkapi dengan ilustrasi yang menakjubkan, saya tercenung sendiri. Tsunami yang sama juga menghantam Indonesia. Namun, belum ada satu ceritapun mengangkatnya.

Tidak hanya sebagai dokumentasi, cerita-cerita semacam ini bisa menjadi pegenalan untuk anak-anak tentang alam tempatnya tinggal, termasuk mengenali potensi bencananya.

Inilah yang menuntun saya pada ide penulisan bencana-bencana alam yang potensial menerpa Indonesia, yang secara geografis memang terletak di jalur Ring of Fire.



EKSEKUSI MACET
Biarpun mendapatkan idenya mudah, saya mengalami kendala di eksekusinya. Kendalanya adalah saya terseret untuk menulis cerita-cerita yang terlalu gelap. Saya membacanya pun tidak nyaman, apalagi anak-anak. Saya ingin ceritanya tetap manis dan informatif, mirip seperti "Selvakumar Knew Better". Berkali-kali saya coba, ceritanya selalu beratmosfer gelap.

Akhirnya, saya berhentikan penulisannya. Apalagi saat itu (2013 - 2015) saya juga kurang sehat.

DIPAKSA SINABUNG
Tahun 2015, Sinabung meletus. Saya teringat akan naskah yang saya tinggalkan. Saya merasakan ada urgensi untuk menyelesaikan naskah ini. Bencana alam bertubi-tubi tapi minim sekali informasi standar untuk keselamatan, terutama untuk anak-anak.


Meletusnya Sinabung didukung dengan kesehatan yang membaik membuat saya kembali mengotak-atik naskah ini.
Untuk menjauhkan dari "potensi kegelapan", saya ubah cerita-ceritanya dari realis menjadi lebih imajinatif. Contohnya, cerita "Wedhus Gembel" awalnya berisi cerita seorang anak yang selamat dari kejaran awan panas (sudut pandang dari si anak). Cerita itu saya ubah menjadi seekor "wedhus gembel" yang berusaha menyelamatkan seorang anak (sudut pandangnya adalah si wedhus gembel).


Mengubahnya menjadi lebih imajinatif ternyata membantu saya menuliskannya dengan lebih ringan. Saya menuliskannya dengan enak. Dan saya harap, yang membacanya juga merasakan hal yang sama.

ILUSTRASI YANG MEMABUKKAN
Ide buku ini saya sukai. Menuliskannya (akhirnya) saya nikmati. Nah, seperti cherry on my ice-cream, ilustrasi buku ini ternyata mengasyikkan buat saya. Saya tak menyangka kalau akan tenggelam dalam keseruan menikmati ilustrasinya!

Saya dibantu oleh Audelia Agustin (Rokatenda Menari), Gery Adams (Ketika Sinabung Batuk), Dian Ovieta (Monster Air), InnerChild Std. (Kapten Oscar), dan Maman Sulaiman (Wedhus Gembel). Semuanya menampilkan ilustrasi-ilustrasi yang imut namun hidup.

Ambil "Rokatenda Menari", misalnya. Karakter "Rupak"nya unik sekali, khas menggambarkan Indonesia, bahkan Flores. "Indonesia banget" ini memang tujuan saya karena saya ingin menonjolkan keindonesiaannya.


Lalu, tsunami di "Mosnter Air". Ini adalah tsunami paling imut yang pernah saya lihat! Cocok bagi anak, tanpa mengurangi pesan untuk waspada.


TERBIT
Biarpun proses penulisannya lama (2013 - 2016), proses terbitnya cukup cepat. Syukurlah!

Maret 2017 "Ring of Fire" diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Mudah-mudahan buku ini diterima oleh anak-anak Indonesia. Tidak untuk kepentingan komersil saja tapi juga untuk tujuan awal: anak-anak perlu kenal dengan kondisi alam Indonesia dan potensi bencananya, sebab inilah yang akan mereka hadapi.

Mudah-mudahan para orang tua dan guru membantu saya menyampaikan ini pada anak-anak :)


***

Pembatuan, 29 Mei 2017
@agnes_bemoe