Aku terjaga waktu bulan masih bergelayut manis di bahu malam. Pucuk-pucuk bambu meniupkan nyanyian di telingaku:
Akan tiba waktunya angin kemarau datang kembali, menderu lembut menemui sabana. Menjemputnya menembus malam-malam berhujan ribuan bintang. Membelainya dengan nyanyi paling mesra. Membisikkan rindu terdalam, persis di jantung buah hatinya.
"Dan engkau tidak akan sendiri lagi,"
"Engkau tidak pernah akan sendiri lagi,"
Rindu tunai sudah.
Rindu menjelma purnama....
Kutunggu waktunya engkau akan datang kembali. Menjemputku pada malam-malam berhujan ribuan bintang. Kita akan saling membisikkan rindu tertahan. Membentangkan satu-satunya semesta yang kita tahu: kau dan aku.
Sampai saat itu tiba
Aku akan selalu mengenangmu dengan penuh cinta
Dan kini, izinkan aku menciummu dengan sisa purnama semalam
Pembatuan, 5 Mei 2015
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment