Tahun
2016 KOPRAL JONO terbit.
Suwer, biarpun sering bermimpi dan berkhayal, tidak
pernah terpikir oleh saya novel anak bertema petualangan ini akan dibuat
serinya. Pertengahan tahun 2018 saya dikabari oleh Gramedia Pustaka Utama tentang rencana membuat KOPRAL JONO ini
menjadi serial. Wow! Tentu saja saya seneng banget! Yippie! Yiihaa!
KOPRAL JONO 1, terbit 2016 |
Setelah
puas joget indiaan, barulah saya sadar, ini artinya saya harus mulai merancang
sebuah cerita. Ceritanya mesti nyambung dengan KOPRAL JONO 1. Di sinilah baru
terasa seseknya… hehehe…. Bukannya
saya tidak suka menulis cerita tapi, sejak 2014-an, sejak sakit, saya merasa
kesulitan menulis (akan saya buat tulisan tersendiri tentang ini ya).
Pendeknya, saya waktu itu seperti mobil yang mogok tapi harus jalan. Jadinya
bueraaat dan terseok-seok banget.
Lama
baru saya dapat ide. Ide pun berganti-ganti karena rasanya kurang mantap. Lalu,
begitu dapat satu ide yang dirasa mantap, eksekusinya macet. Biyuh! Hehehe….
Kalau Kopral Jono 1 selesai dalam waktu 10 hari (iya, sepuluh hari), maka
Kopral Jono 2 bahkan tak jelas kapan dimulainya >,<
MACET CET CET!
Karena
selalu macet, saya lalu memutuskan untuk memberhentikan semua kegiatan menulis.
Jujur, duduk di depan laptop pun saya cuma bisa bengong… hehehe…. Tak ada satu
kata pun yang bisa saya ketikkan. Hasilnya, saya malah tambah frustrasi. Jadi,
itulah, saya memutuskan untuk menghentikan sama sekali kegiatan menulis.
Gantinya,
saya baca novel-novel detektif karya Yovita Siswati (Penerbit Kiddo). Saya sudah baca buku-buku itu ratusan kali.
Namun, kali ini saya membaca khusus untuk memancing semangat menulis saya (dan,
psstt… mencuri ilmu menulis novel detektif… hehehe…)
Membaca
novel-novel Yovita terbukti ampuh.
Saya
mulai orek-orek plot-nya. P.S. saya bukan tipe penulis yang merancang plot.
Biasanya, cerita mengalir begitu saja dari kepala saya lalu saya ubah di
sana-sini. Nah, karena sedang sangat macet dengan ide dan eksekusi, saya
berusaha membantu diri saya sendiri dengan membuat plotting dan merancang
karakternya.
JAUH PANGGANG PLOT DARI API
EKSEKUSINYA
Untuk
karakter dan ide cerita, saya terinspirasi dari seorang teman dan anaknya, yang
ndilalah anaknya ini bernama “Surya”,
nama yang sama dengan tokoh utama di KOPRAL JONO. Saya pikir, asyik juga nih,
kalau “Surya” ketemu “Surya”. Saya pun menyusun plotnya, termasuk detil
karakter protagonist-antagonis, dll. Mantep deh rasanya.
Namun,
namanya juga sedang “labil”, sewaktu mengetikkan cerita, tangan saya tiba-tiba
saja enggan patuh pada plot yang sudah saya susun. Tidak hanya enggan patuh,
tangan ini malah mengetikkan cerita yang 180 derajat berkebalikan dari rencana!
Yang tadinya dirancang jadi pahlawan malah jadi penjahat, dan sebaliknya. Ampun
deh!
Mau
diganti, kok sayang… hehehe…. Jadilah saya lanjutnya dengan ide cerita yang
mendadak muncul selagi mengetik itu. Itulah yang kemudian menjadi KOPRAL JONO 2: Siapa Mencuri Lukisan
Sultan?
Oh
iya, Kopral Jono 2 ini bercerita tentang hilangnya lukisan Sultan Syarif Qasim
II, Sultan terakhir kerajaan Siak Seri Indrapura. Lukisan itu ditengarai dicuri
waktu ada peristiwa kebakaran di Istana Siak. Surya terseret dalam peristiwa
pencarian lukisan yang hilang ini gara-gara seorang anak bule yang namanya sama
dengannya, Surya juga. Surya bule ini mencari lukisan Sultan Syarif Qasim II
demi membebaskan ibunya yang disandera oleh penjahat.
Begitu
deh kira-kira ceritanya.
DITERIMA, DIILUSTRASIKAN, DAN
TERBIT!
Jujur
lagi, sampai ketika hendak mengirimkannya, saya sendiri masih ragu dengan
cerita saya itu. Rasanya kok ga mantep, gitu. Tapi, kan tidak mungkin saya
tunda-tunda lagi. Saya sudah minta dua orang teman untuk proof reading. Kata mereka sih, bagus kok, seru, biarpun mereka
memberi usulan perbaikan di sana-sini.
Dengan
hati kebat-kebit, saya kirim naskah ini. Suwer, inilah naskah terberat yang
saya kerjakan dan kirim… hiks! Puji Tuhan, naskah ini diterima!
Langkah
berikutnya, mencari illustrator. Saya “jatuh hati” pada Mas Saiful Basor yang karyanya menurut saya
“bercerita” banget. Proses illustrasi oleh Mas Saiful Basor juga berjalan
cepat. Wah, bikin seneng dan semangat deh!
Dan
akhirnya, setelah diilustrasikan, Maret 2019 naskah ini t e r b i t! Yay!
Terima
kasih Gramedia Pustaka Utama. Terima kasih atas kesabarannya… hehehe…. Terima kasih, Menik Krismariana Widyaningsih dan Ibu Ch. Mulyani A. Kurniaty yang sudah bersedia menjadi proof reader. Terima
kasih pembaca semua. Jangan lupa jemput Kopral
Jono 2: Siapa Mencuri Lukisan Sultan? di Gramedia ya. Mulai tersedia akhir
Maret ini. Dan, saya akan sangat berterima kasih kalau teman-teman pembaca
bersedia memberikan kritiknya :) Oh iya, satu lagi, tolong doakan saya sukses
menuliskan KOPRAL JONO 3 ya… hihihi….
***
Pebatuan, 25 Maret 2019
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment