Follow Us @agnes_bemoe

Friday, 10 June 2016

BOOK THROUGH MY EYES [BTME]: NGOS-NGOSAN DENGAN DANANG


Judul Buku                  : Misteri Gurindam Makam Kuno
Serial                           : Serial Misteri Favorit
Penulis                         : Yovita Siswati
Ilustrator                     : Indra Bayu
Penerbit                       : Penerbit Kiddo
Genre                          : Fiksi Anak
Jumlah Halaman          : 192 halaman





Benar belaka komentar seorang teman di laman facebook tentang buku ini: siap-siap ngos-ngosan karena kejar-kejaran.
Yovita tidak banyak berbasa-basi di bukunya ini. Dari halaman pertama pembaca sudah diajak untuk “ngos-ngosan” (tentu saja dalam arti yang baik, yakni ketegangan sudah terasa sejak halaman pertama). Danang tiba-tiba mendapati dirinya di daerah Bagan Deli yang tidak dikenalnya setelah ia diserang oleh orang tak dikenal. Pertemanannya dengan Seruni dan Bang Gopal –orang-orang yang menyelamatkan dirinya- membawanya pada petualangan seru mencari harta karun.
Selanjutnya, pembaca diajak mengikuti plot-plot cerita dengan twist yang mengagetkan. Saya pribadi sudah kapok menebak-nebak dan menduga-duga. Lima buku misteri favorit tulisan Yovita sebelumnya tidak juga membuat saya bisa menduga polanya. Selalu baru dan banyak hal mengejutkan, termasuk di judul yang satu ini.
Membaca buku Yovita ini, kita memang harus habis-habisan. Yovita tidak memberi ruang bagi pembaca alay yang hanya mau konflik-konflik cemen dengan penyelesaian yang mudah. Sebaliknya, Yovita menggempur pikiran pembaca dengan lemparan-lemparan konflik yang sepertinya tak mungkin terpecahkan (yang membuat kita geregetan ingin segera menuntaskan buku ini).
Kekuatan Yovita yang lain adalah kemampuannya menciptakan karakter yang unik dan kuat. Ambil contoh Seruni. Seruni seorang anak perempuan. Namun, di tangan Yovita, ia jadi “bukan anak perempuan biasa”. Saya yakin, setiap pembaca pasti akan langsung teringat pada Seruni, bila disebutkan tentang seorang anak perempuan yang tomboy, kasar, dan bergaya bicara seenaknya.
Seperti buku-buku sebelumnya, judul yang satu ini juga kaya akan asupan sejarah dan budaya, dalam hal ini sejarah Kota Deli, Kota Medan, budaya masyarakat Tionghoa di sana, serta sedikit tentang budaya Melayu Deli. Pengetahuan tentang sejarah dan budaya ini disisipkan dengan apik sekali dalam rangkaian cerita sehingga pembaca tidak merasa sedang berhadapan dengan diktat sejarah. Saya pribadi sangat menyambut baik buku-buku cerita yang menampilkan budaya Nusantara. Buku-buku cerita seperti ini akan mengisi alam pikir pembacanya dengan kenyataan tentang indah dan kayanya Nusantara. Buku-buku semacam ini membantu pembaca untuk lebih cinta pada Indonesia.
Tentu saja, buku ini jadi semakin mengasyikkan karena ilustrasi-ilustrasi yang dibuat oleh Indra Bayu. Sayang sekali, sepertinya ilustrasi dalam buku ini tidak sebanyak di buku-buku sebelumnya.
Bila ada yang ingin saya diskusikan dari buku ini adalah informasi bahwa orang-orang Tiongkok yang datang ke Tanah Deli beragama Budha. Setahu saya, orang-orang Tiongkok pertama yang datang ke Nusantara beragama Kong Hu Cu. Ini bisa ditemukan pada komunitas orang-orang Cina di kepulauan, seperti di Bagansiapiapi, Bengkalis, dll., yang saya duga tidak jauh berbeda dengan komunitas orang Cina yang ada di kota Deli. Agama Budha dianut kemudian karena dulunya pemerintah tidak mengakui agama Kong Hu Cu.
Namun demikian, selain keraguan saya yang masih harus didiskusikan itu, buku ini jelas sangat layak koleksi dan terutama layak baca. Saya belum menemukan serial lain yang seasyik ini, setelah berpisah cukup lama dengan serial Lima Sekawan, Trio Detektif, Sapta Siaga, atau STOP. Ngomong-ngomong, ini musim liburan. Daripada tenggelam dalam gadget, lebih baik membaca. Dan judul dan serial ini adalah yang saya rekomendasikan untuk jadi bahan bacaan.

***

Pekanbaru, 11 Juni 2016
@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment