Judul : Grey Bear Days
Pengarang : Sabrinah Morad
Illustrator : Wen Dee Tan
Penerbit : Sabrinah Ahmad Morad
Tahun Terbit : 2016
ISBN : 978-967-14460-0-3
Little Bee sangat
menyayangi Mama. Tentu saja, Mama pun mencintai Little Bee. Mereka berdua sering
melakukan kegiatan bersama seperti berkebun atau membuat kue. Namun, kegiatan
favorit Little Bee adalah duduk di pangkuan Mama sambil mendengarkan Mama
membacakan buku.
Sayangnya, suatu hari
seekor beruang abu-abu yang sangat besar datang dan mengganggu kehidupan Mama.
Mama tidak lagi bisa berkebun, memasak, dan membacakan cerita untuk Little Bee.
Hari-hari dimana Beruang Abu-Abu datang adalah hari-hari menyedihkan bagi
Little Bee.
Buku ini bercerita
bagaimana Little Bee menghadapi Mama dan Beruang Abu-Abu yang tidak mau
beranjak dari Mama.
Topik depresi menurut
saya topik yang sangat sensitif dan karenanya tidak mudah untuk dituangkan
dalam bentuk cerita (paling tidak, buat saya). Karena itu, saya sangat kagum
pada penulis “Grey Bear Days” yang menurut saya mampu mengolah tema ini menjadi
cerita yang halus, lembut, namun tepat sasaran.
Pertama-tama, melalui
ceritanya penulis menunjukkan empatinya, baik pada Little Bee maupun pada Mama.
Penulis tidak mendramatisir atau men-judge (atau bahkan berkotbah dengan dalil
agama). Penulis sepenuhnya membiarkan cerita mengalir apa adanya.
Yang kedua, penulis
mampu menggambarkan penyakit sesensitif depresi dengan analogi seekor “beruang
abu-abu”. Bagi pembaca kanak-kanak, hal ini cukup membuat mereka merangkai
asosiasi tentang apa itu depresi (empati) tanpa harus tahu atau menghafalkan
definisi (kognisi). Dan itu yang lebih penting.
Salut juga saya
berikan untuk ilustratornya. Ilustrasi di buku ini selaras dengan ceritanya;
halus, manis, dan lembut namun menohok di beberapa tempat. Jujur, saya sempat
terdiam menyaksikan beberapa ilustrasi yang ada di buku ini. Benar juga bahwa
gambar/ilustrasi adalah ribuan kata.
Yang berikutnya, apakah
tepat mengenalkan penyakit mental seperti depresi pada anak-anak? Menurut saya,
tepat sekali. Saya tidak punya data tapi saya yakin tidak sedikit anak yang
hidup dengan orang dewasa di sekitarnya yang menderita penyakit mental. Buku
ini bisa menjadi “teman” bagi anak-anak itu. Buku ini juga bisa menjadi
jembatan bagi anak-anak lain untuk membangun sikap empatik pada teman mereka. Sikap
ini bisa memutus rantai judgmental yang biasanya hinggap pada orang dewasa bila
mereka berurusan dengan penderita penyakit mental.
Saya sangat
menyarankan para orangtua dan guru untuk punya dan membacakan buku ini untuk
anak atau para muridnya. Tentu saja jangan biarkan anak-anak membaca sendirian
karena anak-anak pasti punya banyak pertanyaan. Namun, dari
pertanyaan-pertanyaan itulah kita bisa bersama-sama Little Bee berjuang “melawan
si Beruang Abu-Abu”.
***
Pebatuan, 12 September 2019
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment