Follow Us @agnes_bemoe

Wednesday 2 April 2014

PLEASE, JANGAN TIRU KEBODOHAN SAYA! (Bagian 3)

Tulisan ini adalah tulisan ke-3 dari tiga tulisan. Tulisan-tulisan sebelumnya bisa dibaca di sini dan selanjutnya di sini

Once Upon a Time There Was a Little Monster Named Chair…
Awalnya, kursi, yang biasa saya pakai untuk mengetik, rusak. Dengan pertimbangan untuk berhemat saya memutuskan menggunakan kursi plastik (yang biasanya untuk teras) dan menumpukkan sejumlah bantal.


Sampai berbulan-bulan mengetik dengan kursi itu, saya tidak merasakan apa-apa. Sampai suatu saat saya merasa pinggang saya pegel. Tapi, saya tidak menganggapnya serius karena begitu berbaring rasa pegal itu hilang. Itu terjadi selama dua hari. Lalu, berikutnya semua terjadi begitu cepat. Hari ketiga saya merasakan pegal-pegal di pinggang diikuti pegal yang luar biasa di pantat sebelah kanan.

Saya masih keras kepala dengan terus mengetik dalam keadaan merasa pegal. Catatan: saat itu saya mengetik dari jam 9 pagi sampai 6 sore, hanya berhenti makan dan mandi!
Sorenya, saya mencoba untuk duduk karena mau makan malam. Tiba-tiba saya merasakan sengatan nyeri yang tak tertahankan di pantat kanan. Saya langsung terlompat sambil menjerit. Sakit luar biasa.


Saya pun menggeletakkan diri. Itulah kejadian di tanggal 5 November 2013. Kejadian yang menyeret saya sampai tergeletak empat bulan dan dirawat psikiater sampai dua bulan.

Ketika merasa sudah bisa duduk, saya membeli sebuah kursi. Harganya “hanya” sekitar 1 juta-an. Teman-teman tahu berapa biaya berobat saya? Suntik, rawat inap, visit dokter, terapi, obat, sampai dengan gaji driver hampir duabelas kali harga kursi! (Saya tidak punya asuransi kesehatan). Teman-teman sudah bisa melihat kebodohan saya kan?

I am officially dumber than the dumbest!

Belum lagi kerugian immaterial (idih!) yaitu tawaran menulis yang tidak bisa saya selesaikan. Ada lomba yang tidak bisa saya ikuti. Saya sungguh merana melihat serangkaian kegiatan yang akan diadakan oleh Yayasan Litara dan SCBWI di tahun 2014: bisa tidak ya saya berpartisipasi?

Yang menyedihkan, ketika sahabat sekaligus adik saya, Yenny Mulyani, meninggal, saya tidak bisa pergi untuk ikut mengantarkannya ke peristirahatannya yang terakhir. It was horribly devastating….

Yang ironis, saya ini sebenarnya tipe orang yang lebih suka bersiap-siap dan terkadang berlebihan mempersiapkan diri. Bila hendak bepergian di tas saya ada tissue basah, tissue kering, obat migren, fresh care, bolpen, kipas, sampai dengan panties! Waktu masih naik sepeda motor, sepeda motor saya lengkap sekali dengan jas hujan, jaket, penutup mulut, dan kaca mata, entah itu musim kemarau atau musim hujan. Saya tipe orang yang tidak segan mengeluarkan uang untuk mendapatkan yang lebih baik. Saya lebih suka barang yang bermerek karena takut cepat rusak. Lalu, dalam kejadian ini saya seperti orang yang abai dan acuh sehingga mendapat masalah. Padahal, that was so not me!

Saya tidak dalam posisi mengkotbahi orang lain. Namun, saya ingin pengalaman buruk saya ini menjadi lampu kuning buat teman-teman penulis. Sepertinya pekerjaan sebagai penulis rentan dengan beberapa penyakit tertentu kalau kita tidak berhati-hati.

... and the dumb princess live happily ever after.

Cerita Detektif yang seru! "Chiroptera"
kiriman Sri Widiyastuti
Melalui tulisan ini saya juga mau berterima kasih pada teman-teman penulis yang bersimpati, tidak segan-segan berbagi informasi, membantu memulihkan cara berpikir saya, dan yang jelas ikut berdoa buat kesembuhan saya. Semua nama teman-teman tidak mampu saya tuliskan di artikel ini namun saya ingat dalam doa-doa saya.

Secara khusus saya mau berterima kasih pada Dian Kristiani yang dengan gayanya yang khas selalu membuat saya riang dan entah bagaimana pemikiran saya yang ruwet bisa terurai setiap kali selesai ngobrol dengan beliau (saya curiga beliau adalah psikiater yang menyamar!).

Serial "39 Karakter Pemenang" dari Chandra Wening

Buat Watiek Ideo yang bersedia berbagi pengalaman dan tips-tips pengobatan herbalnya. Sampai sekarang saya masih mengkonsumsi “buah bermata banyak”. Buat Pradikha Bestari yang juga menenangkan saya dengan sharing pengalaman mama beliau. Untuk Elisabeth Lisa Gunawan yang gambar-gambarnya tentang Natal memuaskan kerinduan saya pada Natal, terutama saat saya tidak bisa merayakan Natal. Untuk Dian Iskandar yang sharing-nya tentang Aam entah bagaimana membuat saya merasa tidak sendirian. Terima kasih Aam. Untuk Sri Widiyastuti yang bersedia ngobrol dengan saya dan mengirimkan buku detektifnya yang seru dan menghibur banget! Untuk Chandra Wening yang memberikan dua buku serial "Karakter Pemenang" yang super cute!


Buku-buku seru kiriman Yovita Siswati

Untuk Yovita Siswati yang berbagi buku-buku yang luar biasa, tidak hanya menghibur tetapi sepertinya mengingatkan saya bahwa semuanya ada di tangan Tuhan. Suwer, membaca buku “Mujizat Kitab Suci” yang dikirim oleh Yovita, saya merasa “tersindir” (secara positif). Buku yang sebenarnya ditujukan untuk anak-anak itu telak membuat saya bertelut. Untuk Fidelis R. Situmorang yang entah bagaimana status, novel yang dituliskannya, dan obrolannya di inbox sangat menenangkan hati saya.

Novel "Pejaten" dan "Pulang" karya Fidelis R. Situmorang yang bikin sakaw...

Saya tidak mau berlebay-ria dengan penyakit saya. Saya tidak bermaksud mendulang rasa belas kasihan semata (bahkan, saya tidak mau dikasihani).
Tujuan saya menuliskannya hanya satu: janganlah sebodoh saya!
 
TAMAT

***

Pekanbaru, 3 April 2014
Agnes Bemoe

19 comments:

  1. Tengkiyuuu mbak inspirasinya...

    ReplyDelete
  2. Wuah, mbak agnes, terima kasih sharingnya....
    Semoga lekas pulih & berkarya lagi ヽ(´▽`) ノ

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiin! Iya, pinginnya cepet pulih lih... hehehe..
      Sama-sama, take care... :)

      Delete
  3. Tulisan ini terasa mengingatkan saya dengan halus, secara saya juga orang yang suka duduk berlama-lama sambil jambak2 rambut, gigit2 kuku, mata merah, tiga dini hari, kadang bablas, etc, etc..
    Ya, tulisan ini mengingatkan saya untuk... Segera membeli kursi baru (juga mesin tik baru, modem baru,... Eh..)
    Terima kasih, Agnes. Seperti biasa: kamu inspiratif. Semoga awet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi.. mbayangin Udo jambak-jambak rambut, gigit-gigit kuku, etc... dan bablas... surealis banget! :p

      Wkwkwk... satu-satu dong Udo, main ngeborong aja....

      Sama-sama Udo. Wuiiiih... udah berapa abad ya, ga denger "Semoga awet"... :D

      Delete
  4. Terimakasih sudah berbagi, Agnes
    Semoga dirimu bisa kembali beraktifitas seperti semula ya
    Pasti bisa!
    GBU!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih juga buat doanya ya, Ratna, Amin! GBU too... (and looking forward to working together with you :) )

      Delete
  5. Thanks mbak Agnes for sharing this valuable information...cepat pulih dan berkarya kembali....GBU

    ReplyDelete
  6. Semangat mbak Agnes . . .dan terima kasih karena telah berbagi . . .saya tunggu karyanya . .

    ReplyDelete
  7. Terima kasih sudah berbagi dan mengingatkan, mbak Agnes. Cepat pulih ya. Tuhan memberkati.

    ReplyDelete
  8. Replies
    1. Wah, dokter Icap, I wish I had another better word than a simple "thank you" to show you my gratitude. What you've done to me was beyond my expectation. Thanks for the total caring. May God bless you :)

      Delete
    2. Sangat menginspirasi mbak.
      Mbak mohon bantuannya dong ada no hp dr syafruddinnya ga? Orang tua saya sedang sakit. Sy sangat kesusahan mencari contactnya krn kalo bertanya ke rmh sakit mreka bs memberikan jadwal yg pasti utk dr syafruddin. Mohon bantuannya ya mbak?

      Delete
    3. Mereka tidak bisa memberikan jadwal yg pasti maksdnya mbak. Terima kasih

      Delete