Follow Us @agnes_bemoe

Wednesday 17 July 2013

[CERITA ANAK] Rahasia Titi

 Dua tahun lalu aku diberi kesempatan bekerja bersama seorang tuna netra. Yang aku pelajari adalah temanku ini amat peka terhadap perlakuan yang memandang mereka sebagai obyek yang perlu dikasihani. Berdasarkan pengalamanku itulah aku menulis cerita ini. Dan sekarang aku unggah sebagai cerita ke-6 untuk Pekan Cerita Anak (13 - 23 Juli 2013) sebagai peringatan akan satu tahun berangkatnya anakku dan menyambut Hari Anak Nasional. Enjoy ya!

===============================================

“Ti, nanti sore aku ke rumah ya…”
“Eh, Rina, kalau nanti sore, tidak bisa…”
“Hmm… selalu gitu deh! Kamu sombong sekarang!” Rina mulai merajuk. Betapa tidak, sudah tiga kali Titi tidak mau lagi diajak main oleh Rina. Kalau ditanya, Titi selalu mengelak untuk menjelaskan.

“Aku sudah berjanji sama seseorang untuk tidak menceritakan pada siapa-siapa…” begitu selalu alasan Titi.
“Aku kan sahabatmu! Aku bukan orang lain!” protes Rina.
Titi hanya bisa menunduk.
“Betul sih, tapi… aku takut, kalau aku ingkar janji, nanti dia tidak percaya lagi sama aku…”
“Siapa siiih???” Rina berteriak jengkel. Titi hanya menggeleng.
“Huh! Ya sudah, kalau kamu nggak mau lagi berkawan sama aku!” Rina lalu menaiki sepedanya dan buru-buru berlalu. Ia jengkel benar pada Titi. Titi sombong sekali!

Sorenya, Rina mendapat ide! Ya, dia akan membuntuti Titi! Pasti Titi tidak pergi jauh-jauh. Maka, sore itu, Rina sudah siap dengan sepedanya, tidak jauh dari rumah Titi. Benar saja, Rina melihat Titi mengeluarkan sepedanya. Pelan, Rina mengikutinya dari belakang. Rina berusaha keras supaya ia tidak terlihat oleh Titi, sekaligus, tidak kehilangan jejak Titi.

Yang jadi tujuan Titi ternyata lumayan jauh. Apalagi, agak masuk ke gang-gang kecil. Beberapa kali Rina melihat Titi harus turun dari sepedanya, karena banyak sekali anak-anak di gang itu. Rina pun terpaksa harus melakukan hal yang sama.

Di suatu gang, tanpa sadar Rina menjerit. Ia hampir saja menabrak seorang anak kecil yang tiba-tiba menyeberang.
“Eh, Rina! Kok kamu ada di sini?” Tiba-tiba Rina sudah mendengar suara Titi. Aduuh… penyamarannya terbongkar.

“Aku, eh, aku…”
“Hmm… kamu memang keras kepala! Kamu pasti mau tahu aku pergi ke mana ya. Ya sudah, sini ikut sajalah…” Titi menggeleng-gelengkan kepalanya. Mereka lalu menuntun sepeda mereka. Rina mengikuti Titi tanpa bersuara. Mereka lalu sampai di sebuah rumah kopel.

Titi mengetuk pintu rumah. Seorang ibu membukakan pintu buat mereka.
“Eh, Titi. Masuklah. Nuri sedang ganti baju….”
Tidak lama, seorang gadis kecil yang namanya Nuri keluar menuju ruang tamu. Rina terkejut melihat gadis ini. Nuri ternyata buta.

Sore itu Rina melihat Titi membacakan cerita untuk Nuri. Tidak hanya cerita, Titi juga membacakan sebuah buku pelajaran IPA. Nuri kelihatannya senang. Ia banyak bertanya.  Rina hanya bisa ternganga melihat kegiatan Titi.

“Nuri, ini sahabatku, namanya Rina.” Rina meraih tangan Nuri dan menjabatnya. “Dia ingin sekali jadi temanmu…”
“Kak Rina teman sekelas Kak Titi?” tanya Nuri.
“Iya dik… Ngg… Nuri nggak papa kalau kakak ke sini?”
“Nggak papa, Kak. Nuri cuma sukan jengah kalau ada yang datang, tapi cuma datang doang… Nuri kan bukan tontonan…”

Rina teringat perkataan Titi yang mengatakan bahwa teman barunya tidak ingin diberi tahu keberadaannya.
“Ngg… kakak juga mau memacakan cerita kok. Boleh kan?”
“Wah, dengan senang hati Kak….”
Rina meraih buku IPA dari tangan Titi. Hmm… jadi ini rupanya rahasia Titi.

***

Pekanbaru, 18 Juli 2013
Agnes Bemoe
@agnesbemoe

No comments:

Post a Comment