Judul :
Misteri Harta Berdarah
Pengarang : Yovita
Siswati
Penerbit :
Penerbit Kiddo (Imprint Penerbit KPG)
Tahun Terbit : 2019
Bagas bersama Galuh dan Mas Damar sedang berada di Rangkasbitung. Sebelumnya, yang sudah
membaca “Misteri Gua Purba” karya
Yovita Siswati (YS) juga, pasti familiar dengan nama-nama itu. Benar, tokoh di
buku ini adalah ketiga tokoh yang sama yang ada di Yogyakarta menelusuri harta
peninggalan Perang Diponegoro itu. (Ini resensi saya tentang "Misteri Gua Purba")
Kali ini mereka bertiga berada di Rangkasbitung. Rencana
awal hendak berjalan-jalan berubah menjadi kejar-kejaran yang menegangkan
setelah mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang kelihatan kebingungan
menunggu seseorang di stasiun kereta api Rangkasbitung. Kakek Suni ternyata adalah sosok kunci atas harta peninggalan zaman
Belanda, harta yang punya riwayat mengenaskan dan banyak menimbulkan
pertumpahan darah.
Tak hanya Kakek Suni seorang yang mengetahui tentang harta
berdarah ini tapi juga segerombolan penjahat. Itulah sebabnya Bagas dan kedua
sepupunya harus bergegas bila mereka ingin membantu Kakek Suni dan
menyelamatkan harta itu.
Seperti 8 buku Seri Misteri Favorit karya YS lainnya, saya
cuma bisa angkat jempol sambil geleng-geleng kepala. Ceritanya begitu seru! Tidak hanya serangkaian kejar-kejaran tapi
juga trik-trik petunjuk yang YS susun di sepanjang cerita membuat seolah-olah
kita –pembaca- ikut berada di dalamnya.
Kemampuan YS merakit cerita misteri memang sudah tidak
diragukan lagi. Saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana teliti
dan cerdasnya YS menyusun dan membangun struktur cerita. Agak sulit menemukan
flaw dalam plottingnya… hehehe… (percayalah, saya ini pembaca “jahat”, suka
banget mencari “kelemahan” dalam buku bacaan :D )
Yang saya juga suka sejak buku awal adalah kedalaman setting
sejarah yang diterakan di cerita. Dalam “Harta Berdarah” ini setting-nya adalah
peristiwa pemberontakan di Rangkasbitung, di zaman seputar Douwes Dekker
menjadi residen di sana. YS menempatkan setting sejarah ini sebagai pusat
cerita dan bukan sekedar pelengkap. Ini yang membuat cerita menjadi lebih
bernas dan berisi.
Oh ya, siapa tahu ada yang belum familiar dengan serial ini,
serial ini selalu dilengkapi dengan informasi detil tentang sejarah atau
setting. Jadi, sambil membaca ceritanya, pembaca bisa mengetahui latar belakang
sejarahnya.
Di buku ini YS menggunakan pantun sebagai salah satu
petunjuk penting. Buat saya ini menarik sekali. Selain membuat cerita terkesan vintage dan karenanya semakin misterius,
pemakaian pantun saya yakin membuat pembaca (kecil) kenal salah satu kekayaan
sastra kuno Indonesia ini.
Sekali lagi, saya kesulitan mencari kelemahan buku ini. “Kelemahannya”,
mungkin, di kota saya, Pekanbaru, sulit menemukan serial ini di toko buku. Akhir-akhir
ini ada sih Seri Misteri Favorit di toko buku tapi bukan judul terbaru.
Saya rekomendasikan buku ini untuk pembaca kecil di SD atau
SMP. Ini cerita yang tidak hanya mengasyikkan tapi juga membuat pengetahuan
kita tentang Indonesia bertambah. Eh, tapi, saya yakin, orang yang sudah bukan
anak kecil lagi juga akan suka dengan buku ini deh!
***
Pebatuan, 3 Oktober 2019
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment