Tanggal 1 Juli 2010 secara resmi saya bukan lagi seorang guru. Saya
memulai hari itu dengan menulis. Inilah yang saya tulis pada hari itu:
PITA, SI PIPIT KECIL
Pita, seekor burung pipit kecil, sedang bermain dengan riang, ketika dilihatnya Kishin, si Raja Hutan Kumalama dari kejauhan.
Kishin ternyata sedang bermain bersama anak-anaknya, sambil menikmati hangatnya matahari. Pita tertarik untuk mengamati mereka. Ia berhenti di sebuah dahan yang agak tinggi, dan mulai mengamati bagaimana bahagianya Kishin dengan anak-anaknya yang lucu.
Namun, tiba-tiba Pita melihat sesuatu yang lain di balik semak-semak. Nipa, seekor ular hitam sedang mengintip, hendak memangsa salah satu anak Kishin. Pita mencoba berteriak-teriak untuk memperingatkan Kishin, tapi Kishin nampaknya tidak mendengarkannya, karena ia begitu asyik bermain dengan anak-anaknya.
Pita semakin cemas, karena Nipa dengan matanya yang buas dan licik semakin mendekat. Ia mencericit ke sana ke mari tak menentu, namun Kishin tak juga mendengar. Kemudian, terpikirlah oleh Pita suatu akal. Maka, tanpa pikir panjang, Pita terbang, meluncur dengan cepat, mendekati Kishin, dan kemudian secepat kilat mematuk ekor sang Raja sekeras-kerasnya.
“GGGRRRAUUUNGG!!!” aum Kishin karena kagetnya. Ia langsung tersentak, karena merasa ada yang menggigit ekornya.
Ternyata, auman Kishin yang begitu keras itu ikut juga mengagetkan Nipa, si ular hitam. Kepalanya sontak terangkat, dan saat itulah Kishin menyadari ada bahaya di sekitarnya: Nipa, si ular hitam!
“Nipa! Menjauh dari anak-anakku!” geram Kishin.
Tanpa berkata sepatah pun, Nipa beringsut menjauh. Kishin dan anak-anaknya selamat dari ular hitam yang jahat itu.
Di atas padang rumput, Kishin melayangkan pandangannya, mencari tahu siapa yang telah menggigit ekornya keras-keras tadi. Dari kejauhan ia melihat seekor burung pipit sedang terbang sambil bernyanyi-nyanyi kecil.
***
English Version:
PITA, THE LITTLE SPARROW
Pita, a little sparrow, was flying to the left and right gaily, as she saw Kishin, the King of Kumalama Jungle from a distance. Kishin was playing with his adorable children under the warm sun. Pita was interested to see them. She stopped at a rather high branch, and began to watch how happy Kishin and his children were.
Suddenly, Pita saw something behind the bushes. It was Nipa, a black snake. He was spying, intended to prey on one of Kishin’s children! Pita tried to yell to warn Kishin, but The King seemed not to listen. He was so engrossed in playing with his children.
Pita became worried, as Nipa, with his savage cunning eyes, got even closer. Pita screamt loudly, but Kishin didn’t hear her voice. Pita got an idea. Without taking too much time, Pita flew, glided swiftly, approached Kishin, and then pecked the King’s tail at lightning speed.
"GGGRRRAUUUNGG!" roared Kishin. He immediately snapped, because he felt something biting his tail.
Kishin's roar was so loud, that it came to shock Nipa, the black snake. Nipa’s head was torn up, and that's when Kishin realized there was a danger: Nipa, the black snake!
"Nipa! Away from my kids!" growled Kishin.
Without saying any word, Nipa moved away. King Kishin and his children were safe from that evil black snake.
Above the meadow, Kishin cast his view to find out who had been biting his tail earlier. From a distance the King saw a sparrow flying with a little singing.
***
Tulisan ini dan beberapa tulisan selanjutnya kuposting di note fb. Tak sangka, cerita-cerita itu akhirnya terkumpul. Aku pun memutuskan untuk menerbitkannya secara indie melalui LeutikaPrio.
Buku "Pita, Si Pipit Kecil/Pita, The Little Sparrow" akhirnya resmi terbit 1 Desember 2010, bertepatan dengan hari ulang tahun Hans Christian Andersen.
Sila membaca informasi rinci tentang buku "Pita, Si Pipit Kecil/Pita, the Little Sparrow" di sini.
Pekanbaru, 1 Juli 2013
Agnes Bemoe
Sunday, 30 June 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hai Mbak Agnes, apa yang membuat Mbak Agnes berhenti mengajar dan menjadi penulis full?
ReplyDeleteSelamat siang, Mbak Renny, wah senang sekali dapat tamu :)
DeleteAda hal-hal, yang biarpun kita suka, tidak dapat (lagi) kita kerjakan. I was "forced" not to be a teacher, and then "lead" to be a writer. Tapi saya bersyukur, Mbak Renny, kehidupan sebagai penulis sepertinya lebih cocok buat saya. Banyak teman yang bilang saya tambah gemuk dan segar (gemuk untuk ukuran saya yang super kurus... hehehe..)