Memandangi pohon mangga yang mulai berbunga dan angin Oktober yang membuatnya rapuh melambai. Entah mengapa kurasakan gemulainya membisu. Lalu dingin yang aneh menyesapku pelan-pelan.
Mungkinkah kita sama?
Sama-sama menyembunyikan pahit dalam-dalam. Pahit, yang hanya deru angin yang mengerti: kehilangan adalah gemuruh yang merontokkan putik jiwa.
Angin membuat beberapa bunga mangga berguguran. Ada yang jatuh di pipiku, persis di titik air mataku.
***
Pembatuan, 21 Oktober 2014
@agnes_bemoe
Monday 20 October 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment