Follow Us @agnes_bemoe

Wednesday 8 October 2014

Painful, but Fun (and Healthy)

Kemarin saya berenang.
Apa istimewanya? Hehehe... nggak ada.
Saya berenang, selain untuk having fun, juga untuk terapi penyakit HNP saya. Saya baca testimmoni penderita HNP di internet: berenang harus menjadi sesuatu yang wajib (biarpun sudah dinyatakan sembuh).

Oke deh, mungkin itulah letak kesalahan saya kemarin. Sejak bulan puasa saya tidak berenang karena kolam renang tutup. Saya pun tidak mencari alternatif tempat berenang lain karena menganggap tidak akan merugikan. Terbukti saya salah. Akumulasi dari tidak berenang, tidak akupunktur (juga karena bulan puasa), terlalu banyak menyetir, terlalu banyak duduk, angkat berat dan kena batuk menyebabkan HNP saya kambuh.

Saya belum bisa duduk dan berdiri atau berjalan lama, sebenarnya. Paling kuat lima menitan. Namun, saya mau mencoba. Daripada berbaring saja nggak ada hasilnya mending saya berenang. Maka, perjalanan pulang pergi dari rumah ke tempat berenang jadi perjuangan tersendiri.


Dari rumah ke Hotel Premier tidak ada masalah. Ayu, anak saya yang menyupiri saya mengatakan nanti saya akan diturunkan di lantai lima (tempat pool) jadi saya tidak perlu jalan atau berdiri lama. Sip!

Nyatanya, parkiran hanya sampai di lantai tiga (lobby hotel). Berarti harus jalan lagi ke lantai lima. Buat yang sehat itu tidak masalah. Perjalanan terasa pendek dan mudah. Anak saya, waktu saya tanya "Jauh, Kak?", dengan mantap ia menjawab "Enggak, Mi!".

Nah, itu tadi, jelas enggak buat yang sehat. Buat saya, sebelum sampai ke lift saja saya sudah meringis-meringis. Sampai di depan pool, penjaga pool yang cantik malah menahan saya untuk menawari beberapa paket keanggotaan. Aduh, adik cantik, saya sudah nggak tahan! Saya minta diperbolehkan langsung nyemplung dan biar masalah paket keanggotaan diselesaikan Ayu, anak saya.

Syukurlah si adik cantik memperbolehkan.

Saya pun nyemplunglah dengan leganya. Air kolam yang hangat terasa enak di badan saya. Wow! Saya memang pilih berenang di sana karena airnya hangat. Ada seorang penderita HNP yang menyarankan untuk berenang di kolam air hangat. Selain itu, badan saya memang tidak tahan air dingin. Terasa nyuuuut kalau terkena air dingin.

Selesai berenang, saya harus berjuang lagi untuk membilas diri, ganti baju, dll. Ternyata, shower di kamar mandi hanya air dingin. Astaga! Sama juga bunuh diri nih! Saya tidak jadi membilas badan, hanya melap badan dengan handuk. Selain karena airnya dingin juga karena saya sudah kesakitan. Untung sedang sepi. Hanya ada saya dan Ayu. Maka, tanpa berpikir panjang, saya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan pakaian dalam. Saya lalu langsung merebahkan diri di kursi kayu di sebelah kamar mandi. Sumpah, sudah nggak kuat nahan sakitnya!

Sambil berbaring saya memakai kaos dan celana. Selagi berjuang memakai kaos, baru kelihatan oleh saya semacam alat tertempel di langit-langit. Astaga! CCTV-kah itu? Matik saya! Gak tau deh, mereka mikir apa tentang saya....

Sukses memakai baju, saya masih membutuhkan waktu sekitar 20 menitan untuk menenangkan HNP saya. Setelah itu barulah saya beranjak. Sebenarnya masih terasa nyeri, tapi ya sudahlah, saya coba lagi untuk perjalanan pool ke mobil. Bisa dibayangkan, perjalanan itu adalah perjalanan yang menyakitkan. Rasanya sudah pingin nggeblak di lantai saat itu juga (mumpung lantainya berkarpet tebal... hihihi...).

Dengan menahan nyeri, sampai juga saya di mobil. Fiuh, di kolamnya sih fun banget. Perjalanan pulang perginya yang painful... hehehe....

Tapi saya tidak kapok kok. Buktinya hari ini saya mau berenang lagi... hehehe.... Minta doanya supaya saya cepat sehat ya. Makasih....

***

Pembatuan, 9 Oktober 2014
@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment