Ini hari Jumat Agung.
Hari paling agung sepanjang tahun. Harusnya saya nulis sesuatu yang religius.
Sayangnya, belum bisa. Yang mau saya tulis ini luahan hati yang jauh dari religius.
Itu juga kalau saya berhasil menuliskannya. Biasanya, butuh waktu lama atau
bahkan tak bisa tertuliskan sama sekali.
Seminggu ini saya
mengikuti berita berpulangnya Olga Syahputra. Saya memang penggemar komedian
ini sejak mendiang di acara Ceriwis. Saya tak menduga, menonton tayangan ini
punya pengaruh buat saya.
Tadi pagi, lagi-lagi
saya mengikuti berita tentang mendiang. Kebetulan, dilanjutkan dengan berita
berpulangnya ayahanda seorang presenter gossip. Saat itulah saya merasakan
sesuatu yang amat sangat tidak nyaman. Saya minta adik saya memindahkan
channel. Tapi, karena adik tidak mengerti, dia berkeras.
Saya benar-benar tak
tahan. Saya berteriak sekeras-kerasnya. Napas saya sesak. Badan saya gemetar.
Saya tidak ingin ada di dalam rumah :’(
Dan, mulai lagi! Segala
pikiran yang menakutkan hinggap di kepala saya. Berulang kali saya berbisik:
Tuhan sayang kamu, Tuhan sayang kamu, sambil menahan diri untuk tidak lari
membebaskan diri dari sesuatu yang menghimpit saya.
Saya lalu mengambil
tab. Saya buka Gallery dan mencari folder “Calming Picture”. Isinya
gambar-gambar doggy yang lucu-lucu. Saya
pandangi ratusan gambar doggie itu (saya buat slide show). Pada saat yang sama
tetangga sedang menyetel lagu. Suara dentuman loud-speaker tetangga membuat
saya tambah ketakutan (entah kenapa, kalau sedang ketakutan, telinga saya peka
sekali). Saya tidak nyaman memakai head-set, tapi tidak ada pilihan lain. Saya
pasang head-set untuk menangkal bunyi loud-speaker tetangga. Saya putarkan
instrumentalia Yiruma, Kenny G, dan beberapa lagu balada kesukaan saya.
Saya tidak tahu berapa
lama saya berjuang melawan rasa takut aneh ini. Lalu, ada suatu saat ketika
saya teringat Yesus. Biasanya, saya membayangkan Yesus memeluk saya atau saya
rebah di pangkuanNya. Kali itu, entah kenapa, yang terbayang malah Yesus yang
sedang berdarah-darah di kayu salib. Aduh! Jujur, saya paling tidak suka melihat
gambar Yesus seperti itu. Bila ada gambar seperti itu di facebook, pasti saya
skip cepat-cepat.
Anehnya (untungnya),
kali ini saya tidak merasakan ketidaknyamanan. Saya malah membayangkan
bersimpuh di dekat kaki Yesus yang penuh luka dan berdarah. Saya bilang, Tuhan
Yesus, kasihanilah saya. Saya ketakutan.
Lalu, saya mengarang
sebuah percakapan di kepala saya. Seolah-olah Tuhan Yesus menjawab: “Tenang
aja, Nes, Aku di sini. Masak kamu takut sih. Aku di sini kok…”
Berulang kali saya
mengulang kata-kata itu: “Tenang aja, Nes…”
Pelan, air mata saya
turun. Tuhan, kata saya, saya nggak butuh terkenal, nggak butuh apa-apa. Saya
butuh sembuh. Nggak mau ketakutan seperti ini lagi. Tuhan jangan jahat-jahat
dong sama saya.
Kurang tahu juga berapa
lama saya seperti itu. Yang jelas, slide show doggies masih berlangsung, Yiruma
pun masih mengalun. Puji Tuhan, pelan-pelan saya merasa santai. Saya ingat
sempat sekejap tertidur kelelahan.
Ini bukan kejadian
pertama.
Bulan Desember tahun
lalu saya juga intens mengikuti perkembangan berita Air Asia. Sama seperti
semua orang, saya sangat terkejut dan berduka dengan musibah yang menimpa Air
Asia. Lalu, di suatu siang, saya sedang menonton tayangan tentang Air Asia
ketika saya merasaka sesuatu yang lain. Saya melihat ke pintu keluar. Saya
ingin lari! Tuhan, ini adalah perasaan paling tidak enak yang harus saya alami….
Segera saya matikan TV.
Saya sedang sendirian karena adik di sekolah. Saya hanya terdiam di tempat
tidur sambil mencoba mengatur napas. Untungnya, terror itu cepat hilang. Saya membiarkan hal itu berlalu dan tidak
ingin mengingatnya lagi. (saya bahkan tidak ceritakan hal ini ke adik). Kejadian
di pesawat dan kejadian kemarin siang membuat saya teringat lagi.
Saya menuliskannya,
berharap setelah ini saya lupa. Benar-benar lupa, kalau perlu terhapus dari
ingatan saya.
***
Pembatuan, 4 April 2015
@agnes_bemoeMungkin Anda mau baca ini juga: Naik Pesawat
No comments:
Post a Comment