Follow Us @agnes_bemoe

Friday 27 March 2015

Meet The Artist

Bertemu teman, apalagi yang sudah lama tidak ketemu, pasti menyenangkan. Itulah juga yang sebenarnya saya inginkan waktu ke Jakarta kemarin. Hasrat hati memeluk gunung, apadaya tangan tak sampai. Dengan kondisi badan yang “sowak” begini, pertemuan dengan teman hanya akan jadi beban buat teman tersebut.

Fidelis R. Situmorang

Namun demikian, saya bersyukur bisa bertemu dengan salah seorang idola saya, Fidelis R. Situmorang, seorang penulis dan penyair. Saya baca karyanya sejak bukunya yang pertama “Remah-Remah Kehidupan”, sebuah kumpulan puisi yang romantis dan manis banget. Indah dan sangat menyentuh.

Saya langsung “jatuh hati” sejak karya pertama itu dan terus mengikuti buku-bukunya sampai yang terbaru, “Butir-Butir Hujan”. Walaupun semua buku Fidelis R. Situmorang terasa spesial buat saya tapi ada dua buah di antaranya yang istimewa: “Pejaten – Dekat di Hatimu” dan “PULANG”.

Hadiah dari Fidelis R. Situmorang buat saya
Buku-buku itu sampai ke meja saya 25 Maret 2014. Saat itu saya sedang pemulihan setelah disuntik SNRB (Selective Nerve Root Block) karena sakit HNP (Herniated Nucleus Pulposus) atau syaraf kejepit. Selain itu, saya juga sedang dalam tahapan penyembuhan depresi, yang dipicu oleh sakit fisik saya. Intinya, saya sedang super ringsek, fisik dan mental.

Dalam kondisi seperti itu, membaca kedua buku Fidelis, terutama PULANG, seperti sebuah terapi buat saya. Banyak sekali kalimat yang seolah-olah ditujukan pada saya, atau ingin saya ungkapkan tapi tidak mampu. Saya benar-benar terhanyut oleh novel pendek itu. Bukan hanya karena ceritanya yang kuat, dalam, dan menyentuh, tetapi juga karena seolah-olah ada kedekatan dengan diri saya.

Saya bersyukur mendapat hadiah dua buah novel pendek itu dari penulisnya langsung. Entah apa yang mendorong Fidelis mengirimi saya novel itu. Beliau tidak tahu saya sakit dan butuh bacaan yang menenangkan. Saya juga tidak pernah berkomunikasi sebelumnya, apalagi minta dikirimi buku.

Jamak kalau kemudian saya berharap bisa bertemu dengan penulis idola saya itu. Ingin tahu bagaimana proses kreatif beliau sehingga karya-karyanya begitu menyentuh dan menggugah.

Fidelis R. Situmorang ternyata sangat rendah hati. Ramah, bersahabat, santun tapi kocak juga. Sangat menyenangkan bisa ngobrol langsung dengannya. Menurut penulis yang lahir dan besar di Jakarta ini, cerita-cerita yang ditulisnya mengalir dari kehidupan sehari-hari di dekatnya. Setting yang dimunculkan dalam cerita juga yang beliau temui sehari-hari. Contohnya adalah kantor BKN Cililitan  (dalam novelette PULANG) yang ternyata lokasinya berdekatan dengan kediamannya di Cawang.

Seperti saya duga, Fidelis adalah pelahap buku sejati (jarang memang saya temui orang yang jago menulis tidak suka membaca). Beliau suka baca apa saja, tapi, kata beliau, favoritnya adalah buku-buku sejarah. Tidak heran kalau saya menemukan nukilan-nukilan sejarah di beberapa tulisannya. Saya duga, beliau juga seorang researcher yang tekun.

Buku-Buku Karya Fidelis R. Situmorang

Penggemar kopi dan jazz ini juga seorang pengamat yang teliti dan sangat memperhatikan detail. Dari pengamatannya itulah beliau sering mendapatkan ide ataupun bantuan untuk mengeksekusi ide. Kemampuannya mengamati dan merekam detail “sepele” di sekitarnya inilah yang tampaknya membuat tulisan-tulisannya menjadi membumi dan karenanya menyentuh.

Satu hal yang saya pelajari dari beliau adalah kehati-hatiannya dalam membuat tulisan. Sangat perlu membaca ulang sebuah tulisan dan jangan buru-buru memposting atau mem-publish, itu pendapat beliau. Jangan sampai sebuah tulisan menyakiti atau menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi pihak-pihak tertentu. Beliau juga menghindari menggunakan kisah hidup teman sebagai bahan ceritanya walaupun tidak bisa dihindari bahwa kisah hidup bisa mirip satu dengan yang lain.

Ah, andaikan bisa lebih lama ngobrol dengan penyair yang  baik hati ini pasti lebih banyak ilmu yang saya dapatkan. Sayangnya, waktu saya tidak banyak. Namun demikian, saya sudah bersyukur sekali. Mudah-mudahan suatu saat kelak saya diperbolehkan lagi berjumpa dengan beliau dan menggali lebih banyak ilmu. Amin. Saya juga menantikan buku(-buku) terbarunya (dengan tidak sabar) :D

***

Pembatuan, 27 Maret 2015
@agnes_bemoe

Resensi saya atas kumpulan puisi "Remah-Remah Kehidupan" bisa dibaca di sini: Mencicipi Remah-Remah Fidelis

Resensi saya atas novelette "Pejaten - Dekat di Hatimu" bisa dibaca di sini: Besame Mucho, Riri

Kesan saya atas kumpulan puisi "Butir-Butir Hujan" bisa dibaca di sini: Butiran Luka


No comments:

Post a Comment