Beberapa waktu yang lalu saya
menulis tentang bagaiman menulis cerita anak. Sekarang, saya ingin berbagi
tentang bagaimana membuat naskah menjadi buku. Oh iya, seperti
"Menulis Cerita Anak a la Saya", proses teknis ini adalah yang saya alami karena saya
bukan ahlinya.
‘ANATOMI’
BUKU
Ada baiknya kita kenali dulu
bagian-bagian penting buku sebelum kita menyusun buku. Secara sederhana, buku
terdiri dari:
1. Cover
2. Halaman
Prancis
3. Isi
4. Punggung
buku
Cover
adalah lembar pertama dan terakhir buku. Istilah yang sering dipakai adalah
“Front Cover” dan “Back Cover”. Cover bisa berbentuk cover tebal (hard cover) atau tipis (soft cover).
![]() |
Contoh cover: Aubrey dan The Three Musketeers, Soft Cover |
Di Front Cover dituliskan judul
buku, nama penulis (dan illustrator), nama penerbit, serta logo penerbit. Sedangkan
di Back Cover dituliskan blurb. Blurb berisi ringkasan isi buku. Blurb berbeda
dengan sinopsis. Bila sinopsis menceritakan secara ringkas isi buku dari awal
sampai penyelesaian, blurb menyisakan penyelesaiannya sebagai daya tarik untuk
pembaca.
Contoh sinopsis (diambil dari “Bo
& Kawan-Kawan di Peternakan Kakek Ars): Lomba Lari Musim Panas: Vicky
Kelinci sangat kecewa ketika dia hanya menempati posisi juara dua dalam lomba
lari. Ia sudah berlatih sangat keras dan harapannya adalah merebut gelar juara
satu. Bo membuatnya sadar bahwa kekalahan tidak harus disikapi dengan
keputusasaan.
Contoh blurb: Setiap hari Vicky Kelinci berlatih lari bersama Bo. Tujuannya hanya
satu: menjadi juara dalam Lomba Lari Musim Panas! Berhasilkah Vicky mendapat
gelar juara itu? Setelah pertandingan, mengapa Bo malah mendorongnya jatuh?
Halaman
prancis atau prelim adalah halaman yang berisi cover dalam
(half cover), KDT (Katalog dalam terbitan); nama penulis, editor, layouter,
desain kaver, penerbit, tahun terbit, alamat, dll; kata pengantar; daftar isi,
dll.
Isi
tentu memuat isi naskah. Pada buku anak, isi naskah dipecah-pecah menjadi
beberapa halaman, misalnya duapuluh delapan atau tigapuluh dua. Jumlah halaman
haruslah yang habis dibagi 4.
Masih ingat contoh “Lila Mencari
Tetes Air Hujan” di tulisan saya sebelumnya? Cerita itu dibagi menjadi
tigapuluh dua halaman termasuk cover.
Punggung
buku
adalah bagian yang menghubungkan front cover dengan back cover.
Halaman.
Pada pembuatan buku, halaman dibedakan dengan ‘halaman kiri’ dan ‘halaman
kanan’. Kiri dan kanan ini dari arah pembaca. Selain kiri dan kanan, halaman
dibedakan menjadi halaman single dan
spread. Halaman single adalah
halaman kiri saja atau kanan saja. Halaman spread adalah halaman kiri dan
kanan.
MEMBAGI
NASKAH
Secara sederhana, naskah bisa
dibagi begitu saja secara seimbang sesuai dengan jumlah halaman. Namun,
idealnya, naskah dibagi berdasarkan plot-nya. Ini dimaksudkan agar anak-anak
pembacanya tertarik untuk terus membaca buku tersebut sampai halaman terakhir.
![]() |
Naskah bentuk matriks |
Secara teknis, pembagian naskah
bisa dibuat konsepnya seperti contoh di bawah ini. Format semacam ini sering
disebut matriks. Naskah dibagi dari
Front Cover sampai Back Cover, halaman single atau spread, termasuk teks yang
akan diterakan di halaman tersebut.
![]() |
Naskah dibagi dari cover sampai blurb |
ILUSTRASI
DAN USULAN ILUSTRASI
Buku cerita anak membutuhkan
ilustrasi. Dalam hal ini, penulis perlu bekerja sama dengan illustrator. Ilustrasi
pada buku haruslah berupa kerja sama harmonis antara penulis dan illustrator. Penulis
bisa berinisiatif memberikan usulan ilustrasi. Namun demikian, tidak tertutup
kemungkinan ilustratorlah yang merancang ilustrasi berdasarkan teks yang
dibacanya. Tentu saja, ilustrasi itu –siapapun penggagasnya- tetap dibicarakan bersama.
![]() |
Contoh Sketsa, diambil dari "Kumpulan Kisah Santo Santa", Agnes Bemoe & Fanny Liem |
Di luar negeri cara kedua itulah
yang lebih sering diterapkan. Itulah sebabnya, buku anak sering ditulis “Oleh: …
& …”, misalnya “Oleh Agnes Bemoe
& Lisa Gunawan” karena memang dipikirkan dan diolah oleh dua orang –penulis
dan illustrator-.
SELANJUTNYA
BAGAIMANA?
Naskah sudah ada, sudah dibagi ke
dalam format matriks. Selanjutnya?
Selanjutnya, lengkapi dengan kata
pengantar yang baik dan data diri, kirimkan ke penerbit. Ada baiknya kalau
naskah itu dikemas dalam bentuk proposal naskah. Proposal naskah berarti
pengiriman naskah dilengkapi dengan beberapa detail seperti ukuran buku, pembaca
target, sinopsis, keunggulan buku, selling
point, dll.
![]() |
Proposal Naskah |
Bila sudah lengkap semuanya, kirim
dan… lupakan! Hehehe… send and forget.
Jangan terlalu dipikirkan seolah-naskah kita akan dibalas keesokan harinya.
Penerbit menerima ratusan (bahkan mungkin ribuan) naskah tiap harinya. Butuh waktu
bagi naskah kita hingga sampai di tangan editor. Namun demikian, anda bisa
tanyakan nasib naskah anda setelah kurang lebih tiga bulan.
Selamat menulis, membagi, dan
mengirimkan naskah!
***
![]() |
"Hujan! Hujan! Hujaaan!", Agnes Bemoe, Gramedia Pustaka Utama, 2014 |
Pekanbaru, 6 November 2016
@agnes_bemoe
No comments:
Post a Comment