Follow Us @agnes_bemoe

Saturday 5 November 2016

DARI NASKAH KE BUKU

Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang bagaiman menulis cerita anak. Sekarang, saya ingin berbagi tentang bagaimana membuat naskah menjadi buku. Oh iya, seperti "Menulis Cerita Anak a la Saya", proses teknis ini adalah yang saya alami karena saya bukan ahlinya. 

‘ANATOMI’ BUKU
Ada baiknya kita kenali dulu bagian-bagian penting buku sebelum kita menyusun buku. Secara sederhana, buku terdiri dari:
1.      Cover
2.      Halaman Prancis
3.      Isi
4.      Punggung buku

Cover adalah lembar pertama dan terakhir buku. Istilah yang sering dipakai adalah “Front Cover” dan “Back Cover”. Cover bisa berbentuk cover tebal (hard cover) atau tipis (soft cover).
Contoh cover: Aubrey dan The Three Musketeers, Soft Cover

Di Front Cover dituliskan judul buku, nama penulis (dan illustrator), nama penerbit, serta logo penerbit. Sedangkan di Back Cover dituliskan blurb. Blurb berisi ringkasan isi buku. Blurb berbeda dengan sinopsis. Bila sinopsis menceritakan secara ringkas isi buku dari awal sampai penyelesaian, blurb menyisakan penyelesaiannya sebagai daya tarik untuk pembaca.

Contoh sinopsis (diambil dari “Bo & Kawan-Kawan di Peternakan Kakek Ars): Lomba Lari Musim Panas: Vicky Kelinci sangat kecewa ketika dia hanya menempati posisi juara dua dalam lomba lari. Ia sudah berlatih sangat keras dan harapannya adalah merebut gelar juara satu. Bo membuatnya sadar bahwa kekalahan tidak harus disikapi dengan keputusasaan.
Contoh blurb: Setiap hari Vicky Kelinci berlatih lari bersama Bo. Tujuannya hanya satu: menjadi juara dalam Lomba Lari Musim Panas! Berhasilkah Vicky mendapat gelar juara itu? Setelah pertandingan, mengapa Bo malah mendorongnya jatuh?

Halaman prancis atau prelim adalah halaman yang berisi cover dalam (half cover), KDT (Katalog dalam terbitan); nama penulis, editor, layouter, desain kaver, penerbit, tahun terbit, alamat, dll; kata pengantar; daftar isi, dll.

Isi tentu memuat isi naskah. Pada buku anak, isi naskah dipecah-pecah menjadi beberapa halaman, misalnya duapuluh delapan atau tigapuluh dua. Jumlah halaman haruslah yang habis dibagi 4.
Masih ingat contoh “Lila Mencari Tetes Air Hujan” di tulisan saya sebelumnya? Cerita itu dibagi menjadi tigapuluh dua halaman termasuk cover.

Punggung buku adalah bagian yang menghubungkan front cover dengan back cover.

Halaman. Pada pembuatan buku, halaman dibedakan dengan ‘halaman kiri’ dan ‘halaman kanan’. Kiri dan kanan ini dari arah pembaca. Selain kiri dan kanan, halaman dibedakan menjadi halaman single dan spread. Halaman single adalah halaman kiri saja atau kanan saja. Halaman spread adalah halaman kiri dan kanan.

MEMBAGI NASKAH
Secara sederhana, naskah bisa dibagi begitu saja secara seimbang sesuai dengan jumlah halaman. Namun, idealnya, naskah dibagi berdasarkan plot-nya. Ini dimaksudkan agar anak-anak pembacanya tertarik untuk terus membaca buku tersebut sampai halaman terakhir.
Naskah bentuk matriks

Secara teknis, pembagian naskah bisa dibuat konsepnya seperti contoh di bawah ini. Format semacam ini sering disebut matriks. Naskah dibagi dari Front Cover sampai Back Cover, halaman single atau spread, termasuk teks yang akan diterakan di halaman tersebut.
Naskah dibagi dari cover sampai blurb


ILUSTRASI DAN USULAN ILUSTRASI
Buku cerita anak membutuhkan ilustrasi. Dalam hal ini, penulis perlu bekerja sama dengan illustrator. Ilustrasi pada buku haruslah berupa kerja sama harmonis antara penulis dan illustrator. Penulis bisa berinisiatif memberikan usulan ilustrasi. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan ilustratorlah yang merancang ilustrasi berdasarkan teks yang dibacanya. Tentu saja, ilustrasi itu –siapapun penggagasnya- tetap dibicarakan bersama.
Contoh Sketsa, diambil dari "Kumpulan Kisah Santo Santa", Agnes Bemoe & Fanny Liem

Di luar negeri cara kedua itulah yang lebih sering diterapkan. Itulah sebabnya, buku anak sering ditulis “Oleh: … & …”, misalnya “Oleh Agnes Bemoe & Lisa Gunawan” karena memang dipikirkan dan diolah oleh dua orang –penulis dan illustrator-.

SELANJUTNYA BAGAIMANA?
Naskah sudah ada, sudah dibagi ke dalam format matriks. Selanjutnya?
Selanjutnya, lengkapi dengan kata pengantar yang baik dan data diri, kirimkan ke penerbit. Ada baiknya kalau naskah itu dikemas dalam bentuk proposal naskah. Proposal naskah berarti pengiriman naskah dilengkapi dengan beberapa detail seperti ukuran buku, pembaca target, sinopsis, keunggulan buku, selling point, dll.
Proposal Naskah

Bila sudah lengkap semuanya, kirim dan… lupakan! Hehehe… send and forget. Jangan terlalu dipikirkan seolah-naskah kita akan dibalas keesokan harinya. Penerbit menerima ratusan (bahkan mungkin ribuan) naskah tiap harinya. Butuh waktu bagi naskah kita hingga sampai di tangan editor. Namun demikian, anda bisa tanyakan nasib naskah anda setelah kurang lebih tiga bulan.

Selamat menulis, membagi, dan mengirimkan naskah!

***
"Hujan! Hujan! Hujaaan!", Agnes Bemoe, Gramedia Pustaka Utama, 2014


Pekanbaru, 6 November 2016

@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment