Ada cerita yang harus dicari-cari idenya. Ada yang idenya datang sendiri, bahkan seperti "maksa" masuk ke kepala.
Cerita "Nino, Si Petualang Cilik" ini salah satu contohnya.
Waktu itu (setahun yang lalu) saya sedang sibuk membantu teman menyusun ensiklopedi populer untuk anak. Selagi stress-stressnya, entah kenapa, muncul ide untuk menulis tentang Pasola (Catatan: Pasola adalah tradisi adu lempar lembing sambil mengendarai kuda di Sumba, NTT). Karena saya sedang dihantui deadline, maka ide itu saya tinggalkan.
Setelah kelar tulisan ensiklopedi, saya masih mengerjakan sebuah tulisan lagi. Tulisan yang ini tidak bisa saya tinggalkan karena sudah janji dengan seseorang. Terpaksa ide tentang Pasola Sumba tadi saya kesampingkan dulu.
Nah, pada bulan Juli tahun lalu, ketika sudah benar-benar lowong, saya mulai menulis-nulis (P.S: saya bukan tipe multitasker, jadi kesulitan kalau mengerjakan lebih dari satu tulisan bersamaan.)
Biarpun si ide yang datang sendiri bukan berarti eksekusinya selancar main plurutan. Awalnya saya ingin tokohnya adalah hewan khas dari Indonesia. Maksud saya sekalian promosi hewan khas Indonesia. Awalnya saya pilih komodo, lalu ganti dengan kuda Sumba, lalu ganti lagi dengan anoa. Tetapi kemudian semuanya saya batalkan. Saya tidak jadi menggunakan karakter hewan karena mereka tidak seluwes karakter manusia. Terakhir, karakter yang saya pilih adalah manusia.
Untuk nama tokoh, otak saya langsung tersangkut pada nama NINO. Nino artinya anak laki-laki. Nino juga nama "anak" kesayangan saya, seekor border collie yang usil sekaligus lembut hati. Waktu cerita ini ditulis Nino masih hidup. Nino meninggal 26 April 2013 lalu. Buku ini adalah tribute buat Nino.
Setelah jadi satu cerita, timbul ide lain: mengapa tidak sekalian bikin kumpulan cerita. Maka saya pun hunting tradisi-tradisi unik di Indonesia. Terus terang, saya sengaja mencari tradisi di luar Pulau Jawa. Maaf ya Pulau Jawa. Pertimbangan saya, Indonesia Barat, khususnya Pulau Jawa sudah terlalu sering di-ekspose. Kali ini, gantian deh dengan Indonesia Timur.
Setelah mengumpulkan sekian banyak tradisi, saya pilih sepuluh di antaranya. Tidak mudah, karena tradisi di Indonesia bukan main uniknya! Rasanya semuanya bagus untuk diceritakan.
Nah, saya lalu mulai menulis. Rasanya asyik lho! Seolah-olah saya benar-benar ke tempat yang saya ceritakan: surfing di Nias, melihat kubur batu di Tana Toraja, atau makan jagung bakar dengan kawasan api abadi di Madura! Saya sampai terpikir, kalau punya rezeki, pingin keliling-keliling Indonesia!
Oh ya, dalam proses menulis ini saya banyak dibantu oleh kawan atau saudara yang kebetulan tinggal di tempat tersebut. Mereka mensuplai informasi yang tidak bisa saya temukan di internet. Untungnya, teman dan saudara saya agak tersebar di seluruh Indonesia... hehehe... (berkat media sosial).
Akhirnya, tanggal 24 September 2012 aku memberanikan diri mengirimkan naskah ini ke Penerbit BIP. Ternyata, tanggal 5 Oktober berikutnya, naskah Nino, the Little Backpacer (judul awalnya) diterima! Hurray!
Proses mencari ilustrasi dan proses ilustrasinya juga lancar. Enak sekali bekerja sama dengan Mbak Maya dan Mas Dwi dari Innerchild Studio. Ketika melihat ilustrasi dari Innerchild, saya sampai gemas sendiri. Cuteeee banget! Terasa sekali semangat si Nino sedang berselancar kek, atau sedang main sikoko, atau sedang nonton lomba kerbau rawa.
Yang lama malah antri terbit... hehehe... setelah semuanya beres, ternyata antri terbitnya lama. Saya sempat galau. Suwer. Galau. Terbit kah? Tidak kah? Sampai akhirnya saya memutuskan untuk melupakan....
Tak dinyana, tadi pagi, ketika mengintip BB saya lihat ada kiriman foto dari Mbak Stella Ernes. Eh, ternyata foto "Nino, Si Petualang Cilik" yang SUDAH nangkring di rak toko buku! Syukurlah!
Akhirnya, mudah-mudahan "Nino, Si Petualang Cilik" diterima oleh para pembaca cilik di seluruh Nusantara.
***
Informasi detail buku lihat di sini ya....
Pekanbaru, 8 September 2013
@agnesbemoe
tadi sudah liat penampakannya di gramed malang town square. selamat yo mbak... :)
ReplyDeleteDi Malang juga sudah ada yo... woah... senengee... Iya, makasih, mbak Dhona. Aku naksir novel e mbak Dhona yang Kalimantan itu lho... :)
Delete