Judul Buku : Lupita – LU PIkir gua pengemis cinTA!
Penulis : Dian Kristiani
Editor : Deesis Edith Mesiani
Penerbit : Penerbit Bhuana Sastra (Imprint PT BIP)
Genre : Romantis Komedi
Jumlah Halaman : 278 halaman
Bagaimana rasanya setiap hari dicekoki cerita tentang brengseknya pria lokal? Bagaimana kalau kebetulan pria lokal itu adalah papa kita sendiri, dan yang bercerita adalah mama?
Tanyakan pada Lupita. Papanya kabur persis ketika mamanya sedang kesakitan melahirkan dirinya. Terbayang kan bencinya mama Lupita pada suaminya itu? Tak hanya sekedar membombardir dengan cerita, mama malah mematri kenangan itu pada nama anaknya. Nama “Lupita” ternyata kependekan dari LU PIkir gua pengemis cinTA! Itu kata-kata yang diteriakkan mama sambil menahan sakit hati sekaligus sakit karena melahirkan.
Sangat masuk akal kalau kemudian Lupita alergi pada pria lokal. Gantinya, ia terobsesi pada pria-pria bule. Kebetulan, pekerjaannya di sebuah perusahaan furnitur memungkinkannya untuk berinteraksi dengan sejumlah pria bule.
Usaha Lupita tak sia-sia. Akhirnya ia bertemu dengan Corey. Pria Australia ini langsung membuat Lupita jatuh cinta pada pandangan pertama. Gayung bersambut, Corey pun punya perasaan yang sama. Tidak hanya jatuh hati, Corey melamarnya! Slam dunk untuk Lupita. Namun, selesaikah masalahnya?
Ternyata tidak. Menemukan pria bule tampan, baik, dan siap menjadikannya Mrs. Corey ternyata menyingkap masalah baru.
Apa dan bagaimana Lupita bergelut dengan kegalauannya inilah yang diulik di novel yang punya judul yang sangat eye-catching ini.
Dian Kristiani dikenal sebagai penulis ratusan buku cerita anak dan buku gokil. Kekuatannya adalah cara penceritaannya yang mengalir lancar. Hal ini juga yang saya dapatkan pada Lupita. Namun, di luar itu yang menyenangkan buat saya adalah kemampuan Dian menciptakan suasana romantis. Suasana romantis yang dibangunnya indah dan manis. Jauh dari klise apalagi lebay.
Penyuka karakterisasi klise pasti akan kecewa dengan novel ini. Tidak ada pria-tampan-penuh-wibawa-berdada-bidang-berahang-kuat. Atau wanita-lemah lembut-cantik-super sopan-berkulit putih-berleher jenjang. Tidak ditemukan juga tokoh sempurna tanpa cacat cela. Dengan ini sebagai pembaca, saya merasa intelektualitas saya dihargai karena kenyataannya dunia ini tidak hitam putih.
Pemilihan setting tempat Surabaya, Sidoarjo, dan sedikit di Semarang juga menarik. Dian mengambil resiko mengambil tempat-tempat yang dianggap tidak begitu romantis. Apalagi, Dian juga menyelipkan makanan-makanan khas Jawa Timur, yang –tanpa bermaksud negatif- selama ini tidak pernah diasosiasikan dengan romantisme manapun. Namun, hasilnya sepadan. Eksekusi yang terampil membuatnya jadi unik.
Mengenai ceritanya sendiri, biarpun Dian menyelipkan humor di sana sini, tetap saja yang melekat di hati saya ketika selesai membacanya adalah romantisme yang “meremas hati”. Membaca pergulatan Lupita dalam usaha menentukan pilihan yang bak buah simalakama membuat saya sempat tercenung lama: cinta memang butuh kompromi.
Yang terasa mengganjal buat saya adalah ending-nya. Seandainya dua atau tiga bab terakhir (termasuk epilog) dipersingkat mungkin akan lebih menohok dan mempersilakan pembaca menutup buku dengan khayalan mereka masing-masing.
Akhirnya, siapapun yang mencari bacaan yang romantis sekaligus segar sebaiknya membaca novel ini. Sedangkan para gadis di luar sana yang sedang galau dengan prahara cintanya WAJIB membacanya!
***
Pekanbaru, 7 Maret 2014
Agnes Bemoe
*) Resensi ini diikutkan dalam Lomba Resensi buku-buku terbitan BIP tulisan Dian Kristiani.
Resensi ini menjadi salah satu dari 6 pemenang Lomba Resensi Buku Terbitan BIP tulisan Dian Kristiani. Puji Tuhan! Hadiahnya juga super keren: "13 Cerita Aneh bin Ajaib di Sekolah", "Guru Baru di Sekolah Badut", dan "Psy"!
Thursday 6 March 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ahahhaa... pedeessss
ReplyDeleteYang karet dua memang pedessss, mbak Tanti :D
DeleteKerennn... Nyontek ya mbak Agnes xixi
ReplyDeleteHihihi... nyontek kok bilang-bilang.... :D
Deletesaya suka resensi ini, apik! selamat ya Mbk.
ReplyDeleteMakasih, mbak Naqi, kalau suka... hehehe... :)
Delete