Follow Us @agnes_bemoe

Friday 19 July 2013

[CERITA ANAK] Aw! Digigit Semut!

Aku suka kesal melihat orang tua/orang dewasa membuang sampah seenaknya. Mereka sepertinya tidak sadar bahwa mereka diteladani anak-anak. Dari kekesalanku itu, timbul ide cerita ini.

Ini cerita ke-7 dalam Pekan Cerita Anak, 13 - 23 Juli 2013 memperingati satu tahun berangkatnya anakku dan menyongsong Hari Anak Nasional. Selamat membaca!

==========================================

Pagi itu sangat cerah di Hutan Aramba. Matahari memancarkan sinarnya yang hangat. Langit biru membentang di langit.

Nala Zebra sedang piknik bersama kawan-kawannya, sesama zebra. Mereka berbaris, berjalan menyusuri jalanan kecil di Hutan Aramba sambil bernyanyi-nyanyi. Jeri yang memimpin di depan. Di belakangnya menyusul Pedro, Chiko, Beri, Monty, Jojo, Rino, dan kemudian Bubu.

“Ayo jalan!” seru Jeri dengan penuh semangat.
“Ayo jalan!” teman-temannya mengikuti.
“Dengan riang!”
“Dengan riang!”
“Satu Dua!”
“Satu Dua!”

Nala mengiringi teman-temannya dari belakang.

Di suatu tempat, mereka berhenti untuk beristirahat. Chiko dan Jojo membentangkan tikar. Masing-masing lalu duduk dan membuka bekal yang dibawanya. Rino membawa pisang yang lezat. Pedro membawa nasi goreng buatan mamanya. Sedangkan Beri membawa rambutan dan apel. Mereka lalu makan bekal mereka masing-masing.

Selagi asyik makan, tiba-tiba melayang sebuah kulit pisang. Tak lama kemudian, melayang lagi kulit rambutan! Lalu bungkus kacang! Semuanya berasal dari satu arah: Bubu!
Bubu asyik makan tanpa memperdulikan tatapan teman-temannya. Sekali lagi melayang segenggam biji rambutan!

“Hei, Bubu! Jangan buang sembarangan dong!” tegur Nala.
Bubu kelihatan terkejut. Tapi ia melanjutkan makannya dengan tak peduli.
“Ah, ini kan tempat umum! Banyak kok orang yang buang sampah di tempat umum. Nanti juga ada petugas yang membersihkannya, ya kan?”
“Ck… ck… ck… Dari mana engkau dapat pemikiran seperti itu? Tempat umum itu maksudnya tempat kita masing-masing. Kan kita yang pakai, jadi kitalah yang bertanggung jawab untuk kebersihannya!” sahut Jojo.
“Ngapain kita yang susah payah? Lagian, tempat ini memang sudah kotor kok…” kata Bubu tak mau kalah.
“Hei, kalau sudah kotor, ya jangan ditambah kotornya!” seru Monty.
“Ah, kalian ini sok bersih deh!” Bubu bersungut-sungut. “Mamaku aja nggak melarang-larang aku!”
Teman-temannya jadi terdiam mendengar perkataan Bubu barusan.

“Bubu dan teman-teman semua,” Nala memecahkan keheningan. “Begini saja, menurut Bubu tempat ini adalah tempat umum kan, jadi boleh saja kita membuang sampah di sini. Oke, coba deh, kita buang semua sampah kita di lingkaran yang aku buat ini!” Nala mengambil sebatang ranting dan membuat lingkaran mengelilingi teman-temanya. “Kalian harus duduk di dalam lingkaran ini. Ayo, kita buang sampah kita di lingkaran ini!”

Walaupun tidak mengerti maksud Nala, teman-temannya mulai melempari sampah ke dalam lingkaran. Mereka sendiri duduk di dalam lingkaran itu. Ada sisa apel. Ada bungkus permen, potongan roti, kulit jeruk, kulit kacang, dan masih banyak lagi!

Tiba-tiba, selagi mereka melempar-lempar sampah itu, terdengar suara teriakan Bubu.
“Aaw!!” Bubu meringis sambil mengusap-usap pahanya. “Aku digigiti semut! Aaw! Aaw! Ayo kita pindah! Banyak semut!” Bubu berteriak-teriak sambil melompat-lompat. Di dekat kakinya sekumpulan semut sedang mengerubungi sampah yang tadi terlempat ke sana.

“Kenapa mesti pindah, Bubu? Menurutmu kan membuang sampah tidak akan merugikan siapa-siapa?” tanya Nala sambil tersenyum.
Wajah Bubu memerah. Ia segera memahami maksud Nala.

“Maaf, Nala. Maaf, teman-teman. Ternyata, tempat umum juga harus dijaga kebersihannya ya. Kalau tidak…. AW!” kembali Bubu berteriak. Rupanya seekor semut merah menggigit pahanya kembali.

Nala dan teman-temannya segera mengangkat tikar dan membersihkan sampah-sampah mereka.
“Kalau kita meninggalkan sampah, mungkin sampah itu tidak langsung merugikan kita. Tapi, pasti suatu saat kita akan dirugikan oleh sampah yang dibuang oleh orang lain. Makanya, lebih baik saling menjaga diri dengan menjaga kebersihan.” Kata Nala kepada Bubu, sambil mengoleskan minyak kayu putih ke paha zebra kecil itu.

***

Pekanbaru, 19 Juli 2013
Agnes Bemoe
@agnesbemoe

4 comments:

  1. Jadi pengin membuat cerita anak-anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menulis cerita anak itu 'beyond' menyenangkan :)

      Terima kasih ya, sudah berkunjung

      Delete
  2. cerita yang simple tapi penuh makna... semangat kk meine untuk karya berikutnya.

    ReplyDelete