Follow Us @agnes_bemoe

Sunday 14 July 2013

[CERITA ANAK] Raja Hutan dan Sahabatnya

 Cerita ke-3 dalam Pekan Cerita Anak (13 Juli - 23 Juli 2013) untuk memperingati 1 tahun perginya anakku dan merayakan Hari Anak Nasional.
Kali ini aku pilihkan cerita yang diikutkan di antologi cerita anak "50 Cerita Binatang dan Tokoh Lain yang Inspiratif". Enjoy!

====================================


Di sebuah rimba raya, tersebutlah seorang raja yang gagah perkasa namun kejam dan lalim. Raja Koshen namanya. Suatu hari tersiar kabar bahwa Raja Koshen berkenan menjadi sahabat Richardo, seekor tikus clurut. Seluruh rimba tentu gempar mendengar berita ini; Raja Koshen yang begitu gagah mau bersahabat dengan seekor tikus got yang kotor dan bau.

Richardo, si tikus clurut, pun tak kalah kagetnya mendengar bahwa Sang Raja mau menjadi sahabatnya. Pertama-tama ia tak percaya, tapi setelah beberapa kali Raja Koshen mengundangnya ke istana untuk jamuan makan, lama kelamaan tumbuhlah rasa percaya dirinya. Rupanya, Sang Raja hendak memberinya tugas, yaitu menjadi mata-mata di antara penghuni rimba. Bila ada warga rimba yang hendak melawan Raja, maka Richardo harus segera melaporkannya. Richardo tentu saja merasa senang akan tugas barunya ini.
Dengan cepat ia melaporkan orang-orang yang dianggap membahayakan bagi Raja. Orang tersebut pasti akan langsung dihukum tanpa diadili.

Demikianlah, karena kelicikannya, Richardo makin disukai oleh Raja sebaliknya ia semakin dibenci oleh para  penduduk. Apalagi, perilaku Richardo makin lama juga makin sombong. Ia yang biasanya berjalan dengan kepala menyuruk, langkah kecil yang terburu-buru, serta sorot mata ketakutan,  sekarang berjalan dengan dagu terangkat dan dada membusung. Ia menyadari bahwa sekarang semua orang menyingkir memberi jalan untuknya, karena orang-orang tahu, ia sahabat raja. Tidak hanya itu saja, sekarang ia mempunyai kekuasaan untuk menuduh orang bersalah atau tidak. Yang macam-macam dengannya, akan langsung dilaporkannya pada Raja, dan pasti akan langsung mendapat hukuman dari Raja!
   
Pagi itu, Richardo, si tikus clurut, sengaja berjalan-jalan di tengah kota. Seperti biasa, orang-orang menepikan diri, memberi jalan kepadanya. Namun, Sisi, sapi betina, yang sedang membeli tomat tidak menyingkir karena ia tidak tahu Richardo akan lewat. Melihat itu Richardo dengan pongahnya membentak Sisi yang sudah tua itu.

    “He! Orang tua tak tahu diri! Minggir ya kalau saya lewat!!” bentaknya pada Sisi, si sapi betina, yang jadi terkaget-kaget karenanya.

Orang-orang hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan Richardo. Namun, mereka tidak berani menegur, karena tahu Richardo suka memberikan laporan palsu pada Raja dan Raja sangat percaya padanya. Sementara Richardo malah tertawa terbahak-bahak melihat orang-orang di sekitarnya terdiam ketakutan. Begitulah, Richardo terus bersikap semena-mena pada para penghuni rimba.

Suatu hari, timbul pergolakan di istana. Raja Koshen dan seluruh keluarganya terusir dari istananya. Rakyat gempar, tetapi, mereka senang, karena akhirnya mereka terbebas dari penindasan raja yang lalim dan kejam.
Richardo, si tikus clurut, mendengar juga akan kudeta itu. Namun, ia sama sekali tidak menduga akan akibatnya untuk dirinya. Hari itu seperti biasa Richardo berjalan-jalan di tengah keramaian pasar. Seperti biasa juga, ia ingin menikmati bagaimana orang-orang menyingkir memberinya jalan.

Namun, ternyata, pagi itu orang-orang di pasar tidak mengacuhkannya. Mereka tak lagi memberinya jalan, walaupun Richardo membentak-bentak dengan suara cericitnya. Richardo jadi marah dan gusar dibuatnya.
Tak jauh dari situ, dilihatnya ada seekor kambing tua sedang mengelus-elus jenggotnya. Tergopoh-gopoh Richardo menemui Hugo, si kambing tua itu.

“Hugo, cepat katakan padaku, mengapa orang-orang ini bersikap tak sopan padaku!”
Hugo dengan tenang menjawab.
“Anak muda, selama ini, bila orang-orang menyingkir, memberi jalan kepadamu, apakah itu karena dirimu sendiri, ataukah karena engkau terkenal sebagai sahabat Raja? Mereka takut kepadamu ataukah kepada Raja yang menjadi temanmu?”
Richardo tertunduk mendengar pertanyaan ini. Benar juga, selama ini orang-orang takut padanya, karena ia dekat dengan Raja Koshen.
“Nah, nampaknya engkau mengerti maksud pertanyaanku. Raja Koshen tadi malam telah diusir pergi meninggalkan kerajaan. Jadi, sahabatmu sudah tidak ada. Maka, inilah sekarang “sahabat-sahabat”mu…” Hugo berkata, masih dengan suara tenang, sambil melayangkan pandangan ke sekeliling pasar.

Richardo mengikuti tatapan mata Hugo, dan seketika raut wajahnya berubah kecut. Sekumpulan sapi, kerbau, kuda, ayam, dan lain-lain yang selama ini ia perlakukan semena-mena telah berdiri mengelilingi dirinya dengan tatapan marah.

“Mooo… engkau minta kami minggir, Richardo?” geram Ernesto, si sapi jantan.
“Atau engkau mau melaporkan kami pada Raja?!” Kodi, si kuda juga tak mau kalah.
Richardo langsung mengerutkan badannya dengan gemetar. Dengan wajah pucat pasi ia memohon:
“Kkaalian kkawannkku…, mmmaaffkan akkku…”

Hugo tertawa mendengar rengekan Richardo.
“Makanya, jangan merasa sombong hanya karena menjadi sahabat orang ternama. Lebih baik membangun persahabatan sejati dengan orang-orang biasa di sekelilingmu. Sekarang, pergilah! Jadikan ini sebagai pelajaran buatmu.”
Tanpa disuruh dua kali, Richardo segera memacu kakinya pergi dari tempat itu…

***
Informasi detail tentang buku "50 Cerita Binatang dan Tokoh Lain yang Inspiratif" bisa dibaca di sini.

Pekanbaru, 15 Juli 2013
Agnes Bemoe
@agnesbemoe

No comments:

Post a Comment