Follow Us @agnes_bemoe

Thursday 12 September 2013

NINO dan NINO


Nino dan Mariano (Nino)

MARIANO was apple of my eyes. Lahir di Dumai, 31 Agustus 2001, pk. 23.00, kami memanggilnya NINO.

Sebagai puppy, ia tergolong puppy yang baik. Tidak merusak barang seperti puppy pada umumnya. "Kenakalannya" yang paling hebat adalah mengejar stock pel kalau kami mengepel lantai.

Nino jadi usil malah setelah remaja. Mungkin, karena rumahku kecil (waktu sudah pindah ke Pekanbaru) dan aku jarang (baca: tidak pernah) mengajak dia jalan. Frustrasi karena energi tidak tersalurkan membuatnya nakal. Korbannya adalah segala perabotan rumah, CD, remote, sampai dengan Nokia limited edition-ku dan kamera Olympic! Yo wes, that was my fault after all.

Tapi, Nino tidak seluruhnya nakal. Aku selalu tersentak menerima sifat penuh pengertiannya. Duluuu, aku pernah begitu bingung sampai diam-diam menangis. Satu rumah tidak ada yang tahu kalau aku menangis. Yang tahu hanya: Nino. Dia tiba-tiba bangun, menghampiri aku dan mencium-cium, seolah-olah bilang: "It's okay, Mami, everything is gonna be allright!"

Dulu, waktu aku masih jadi guru, kadang-kadang kan ada kegiatan (seminar, rapat, dll) sampai malam. Nino tidak akan masuk rumah sebelum aku datang. Dia tungguin aku di gerbang samping. Biarpun dibujuk-bujuk untuk masuk, dia tidak mau. Kalau aku pergi ke luar kota, setiap hari aku harus telpon. Telpon itu didekatkan di telinganya. Katanya, begitu dia dengar suaraku, baru dia mau masuk rumah. Sulit dipercaya ya, tapi itu yang terjadi....

Waktu hari-hari pertama aku sudah tidak mengajar lagi, Nino itu mendekati aku, dengan wajah seolah-olah bertanya: Kok mami di rumah? Mami nggak ke sekolah? Trus dia duduk di samping kursiku selagi aku ngetik. Satu rumah dengan empat ekor anjing (waktu itu) hanya Nino yang sadar there were something different going on in this house (mudah-mudahan bahasa Inggrisku betul nih :p)

Biarpun badannya super besar dan super berat, Nino patuh kalau diperintah. Padahal kalau dia melawan, aku juga tidak bisa melawan balik... hehehe... Memandikannya tidak susah. Kalau dia nakal, kemudian ditegur, dia pasti tunduk. Kadang-kadang lucu melihat kepatuhan di balik muka sangarnya itu.

Buanyak sekali hal-hal luar biasa yang aku alami bersama pangeran kecilku itu. Makanya, rasanya devastated banget waktu dia pergi....

Tidak tahu kenapa, waktu aku cari tokoh anak laki-laki untuk kumcer tentang backpacker, aku langsung teringat nama NINO. Sama sekali tidak ada alternatif lain yang terpikir! Dan aku bersyukur memilih nama itu. Nino, yang pergi 26 April 2013 kemarin, seolah "hidup lagi" (biarpun aku tahu, ia tetap tidak tergantikan).

Aku bangga, bisa mengabadikan Nino dalam buku tulisanku. Aku bangga Nino melanglang ke seluruh pelosok Indonesia. Nino wasn't apple of my eyes anymore. He IS always apple of my eyes!

***

Baca juga Behind the Scene (BTS) Nino, Si Petualang Cilik
Informasi detail tentang buku Nino, Si Petualang Cilik ada di sini.

Pekanbaru, 13 September 2013
Yang menyayangimu: Mami
@agnesbemoe

2 comments:

  1. Sekarang Nino sudah reinkarnasi dan jalan-jalan keliling Indonesia
    *Love Nino

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mbak Astri, itu yang bikin aku sedikit "terobati" hehehe... Matur nuwun sudah mampir

      Delete