Follow Us @agnes_bemoe

Friday 5 December 2014

Rain, I Love You

Hujan masih saja turun. Butirannya membasahi ranting-ranting pohon dan jalanan. Angin dingin menyelusup pelan, membuatku mau tak mau merapatkan jaketku.
"Dingin?" Tanyamu.
Aku mengangguk. "Sedikit."
Tanpa kuduga, engkau merengkuhku. Menarik rapat diriku. Aku tergagap. Apa-apaan ini! Ini kaffee! Aku melemparkan lirikan protes.
Engkau tersenyum manis, tanpa memperdulikan protesku.

Aku menyerah. Dalam pelukmu, aku merasa hangat. Kalau bisa, aku ingin selamanya berada di sana.
"Rain," bisikku, sambil mendongakkan sedikit kepalaku, mendekatkan mulutku ke telingamu. "I love you...."
Hening memeluk kami berdua. Hanya denting air hujan yang terdengar.
Engkau mengulurkan tanganmu yang satu lagi. Memelukku lebih erat. Tak ada kata. Tak ada balasan apapun. Seperti biasa.

Ah....
Aku menyurukkan kepalaku ke dadamu.

Tak pernah ada kata cinta darimu. Tak pernah ada ucapan sayang buatku.
Hujan masih menetes satu-satu. Desauan angin dingin makin menggigit.

Rain, I love you.
Kali ini kubisikkan dalam hati, sambil membenamkan kepalaku di dadamu, menikmati kehangatan di situ.

Aku mengerti. Aku sangat mengerti.
Aku mencintaimu. Itu cukup buatku.
Engkau baik dan sayang padaku. Itu lebih dari cukup buatku. Seperti hujan, perhatian dan kasih sayangmu membasahi dan menyejukkan hatiku. Seperti menunggu hujan, aku akan menunggumu, dari tempatku. Sambil melagukan kidung terindah: serenade doa buatmu. Apa yang lebih indah selain yang diikat dengan doa, bukan?

Rain, I love you.

Demi hujan dan angin yang terus mendesau di telingaku, aku menyayangimu. Entah bagaimana nantinya butiran nasib membawa kita, di setiap lorongnya aku menyayangimu. Itu cukup buatku. Dan, merasakan kehangatan pelukmu, di sini, saat ini, itu lebih dari cukup buatku.

Rain, I love you....

"Kamu bilang apa?"
Bisikanmu di telingaku mengejutkanku. Astaga, apakah aku tadi tak sengaja menceploskan apa yang kupikirkan?
"Enggak ada..." Lagi-lagi aku membenamkan kepalaku di dadamu.
Aku sedang membisikkan dalam hati betapa aku menyayangimu ketika kurasakan sebuah kecupan hangat di rambutku.

Hujan masih saja turun. Angin membawa desauannya yang paling indah, masuk ke relung hatiku. Hatiku terasa hangat.

***

Pembatuan, 6 Desember 2014
@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment